Kepala Staf Umum angkatan bersenjata Rusia, Jenderal Valery Gerasimov khawatir dengan latihan besar-besaran yang digelar NATO di dekat perbatasan negaranya. Menurutnya, manuver NATO tersebut dapat memicu konflik militer skala besar.
Valery Gerasimov mengatakan bahwa tekanan Barat terhadap Rusia dapat memicu ‘situasi krisis’ yang mungkin lepas kendali dan memicu perang.
Berbicara kepada atase militer asing, ia menuduh NATO meningkatkan ketegangan di Eropa dan mengurangi keamanan di sepanjang perbatasan Rusia.
NATO telah melakukan latihan di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia termasuk Norwegia, Latvia dan Estonia tahun ini. Moskow mengimbangi dengan juga melakukan permainan perang besar yang hampir tidak dilakukan pasca Perang Dingin.
Gerasimov sebagaimana dilaporkan Daily Mail 18 Desember 2019 mengatakan Kremlin tidak melihat ‘prasyarat untuk perang skala besar’. Namun, poin skenario latihan NATO secara jelas menunjukkan mereka sedang bersiap untuk konflik militer berskala besar.

Moskow telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas penempatan pasukan NATO di negara-negara Baltik yang berbatasan dengan Rusia.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan bahwa perluasan infrastruktur militer NATO yang berkelanjutan ke perbatasan menimbulkan telah kekhawatiran.
Hubungan antara Rusia dan Barat telah merosot ke level terendah sejak 1980-an setelah serangkaian titik nyala dari masalah Crimea yang bergabung dengan Rusia, rencana pembunuhan terhadap Sergei Skripal di Inggris hingga tuduhan campur tangan terhadap pemilu Amerika serikat.
Moskow juga telah menggelar permainan perang yang luas, termasuk latihan peluncuran beberapa rudal balistik antarbenua.
Kapal perang dan pembom strategis juga menembakkan rudal jelajah ke sasaran uji dalam latihan yang melibatkan 12.000 tentara dan 105 pesawat.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan latihan Thunder pada Oktober dimaksudkan untuk memeriksa kemampuan militer untuk memenuhi tugas dalam konflik bersenjata dan perang nuklir.
Selain itu, kekhawatiran akan perlombaan senjata baru telah tumbuh setelah Amerika secara resmi menarik diri dari perjanjian Intermediate-range Nuclear Force (INF) pada Agustus 2019 lalu.
Pakta yang ditandatangani oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev tahun 1987 telah melarang senjata yang diluncurkan di darat dengan jangkauan antara 300 dan 3.400 mil. Tetapi Washington menuduh Moskow melanggar perjanjian dan memproduksi rudal ilegal. Tuduhan yang dibantah oleh Rusia.