Site icon

Peralatan Militer Tua Menjadi Dilema Rusia

Tu-22

Awak bomber Tu-22M3 Rusia berhasil mendaratkan pesawat mereka di sebuah tanah lapang setelah salah satu mesin pesawat gagal.  Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian bencana  yang mengganggu militer Rusia ketika ia berusaha untuk memeras sekeras mungkin peralatan tua yang mereka miliki.

Insiden itu, menurut outlet media pemerintah Rusia TASS, terjadi di Rusia selatan di Pusat Pengujian Penerbangan Negara Chkalov 16 Desember 2019.  Dua awak, menemukan bahwa mesin pesawat yang mereka terbangkan gagal dan memandu pesawat menjauh dari daerah berpenduduk serta melakukan pendaratan perut. Tak satu kru terluka tetapi pesawat itu dilaporkan mengalami beberapa kerusakan.

Tu-22M3, yang dikenal sebagai “Backfire” oleh NATO, adalah pembom jarak jauh yang awalnya dirancang untuk menyerang benua Amerika dengan senjata nuklir.

Pesawat diproduksi pada 1970-an dan 1980-an dan versi terbaru saat ini melayani dengan Angkatan Udara Rusia. Para pembom baru-baru ini digunakan untuk menyerang sasaran di Suriah.

Insiden ini adalah yang ketiga yang melibatkan Tu-22M3 dalam tiga tahun. Pada 2017 Backfire jatuh saat lepas landas dan kehilangan sayap. Pada Januari 2019, pendaratan Tu-22M3 menewaskan tiga orang awak pesawat.

https://www.youtube.com/watch?time_continue=78&v=3Zu3W7_XCvg&feature=emb_logo

Kecelakaan di Astrakan juga merupakan yang terbaru dari serangkaian kecelakaan dan bencana yang melibatkan peralatan militer Rusia.

Pekan lalu, kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov terbakar saat menjalani perbaikan di pelabuhan. Pada bulan Juli, api menyapu kapal selam mata-mata Rusia Losharik, menewaskan 14 pelaut.

Pada akhir 2018, drydock apung terbesar di Rusia, PD-50 yang sedang menampung Admiral Kuznetsov tenggelam. Terakhir drydock apung lainnya, PD-16, juga tenggelam. Sebuah kapal selam tua yang ada di drydock itu ikut tenggelam meski kemudian dilaporkan muncul kembali.

Admiral Kuznetsov terbakar

Alasan yang tidak bisa dipungkiri dari berbagia kecelakaan ini adalah peralatan yang sudah tua. Hampir semua peralatan yang terlibat dalam bencana ini dibuat oleh Uni Soviet beberapa dekade yang lalu. Bahkan pembelian PD-50 jauh lebih lama lagi.

Sebagaimana ditulis Popular Mechanics Kamis 19 Desember 2019, Rusia terjebak dengan dilema mencoba menjaga pesawat pembom tua terbang dan kapal induk berlayar untuk menopang kekuatan militernya, kadang-kadang dengan hasil yang tragis bagi personel militer Rusia.

Sebenarnya peralatan lama belum tentu kurang andal — Angkatan Udara Amerika telah menerbangkan sejumlah pesawat tua termasuk pembom B-52 dan pesawat pengisian bahan bakar Stratotanker KC-135 selama lebih dari 60 tahun.

Bukan berarti teknologi Soviet lebih buruk. Masalah utama adalah sejak awal peralatan Soviet tidak pernah dimaksudkan untuk bertahan selama tiga dekade atau lebih, karena Moskow berasumsi akan mengganti pesawat seperti Backfire secara teratur.

Sekarang Rusia tidak hanya kekurangan dana untuk membeli pembom baru juga harus bekerja keras memelihara peralatan yang dimilikinya. Banyak pesawat Rusia kemungkinan dipertahankan pada tingkat yang kurang dari apa yang dianggap Angkatan Udara Amerika dapat diterima, dengan hasil yang dapat berakhir dengan tragis.

 

Exit mobile version