Pasukan Amerika telah kembali keenam dari 16 pangkalan dan pos-pos di Suriah yang sebelumnya telah ditinggalkan selama penarikan Oktober menjelang operasi militer Turki di utara negara itu.
Kantor berita Anadolu melaporkan Rabu 18 Desember 2019 tentara Amerika sebagian besar telah dikerahkan ke daerah kaya minyak di timur laut negara itu dekat dengan perbatasannya dengan Irak dan Turki.
Menurut informasi Anadolu, Amerika memiliki total 11 pangkalan dan pos-pos, lima di antaranya terletak di Deir ez-Zor Province, dua lagi di Raqqa. Mereka juga dilaporkan membangun dua pos tambahan di Provinsi Deir ez-Zor.
Sebelumnya, kantor berita Turki tersebut melaporkan bahwa Washington telah mengirim sekelompok ahli ke ladang minyak al-Omar di Provinsi Deir ez-Zor, yang saat ini dikendalikan oleh milisi Kurdi setempat.
Para ahli ini dilaporkan bisa meningkatkan produksi minyak dan melatih orang Kurdi setempat cara mengoperasikan ladang minyak dengan benar.
Awal Oktober 2019, presiden Donald Trump mengumumkan penarikan pasukan Amerika dari tanah Suriah namun mengembalikan sebagian beberapa hari kemudian.
Beberapa prajurit Amerika tetap tinggal dengan Pentagon mengklaim bahwa mereka menjaga ladang minyak Suriah agar tidak jatuh kembali ke tangan teroris.
Penarikan pasukan oleh Trump hanya beberapa hari sebelum dimulainya operasi militer Turki di utara yang menargetkan sekutu Amerika- pejuang Kurdi dari Syrian Democratic Force (SDF), yang Ankara anggap sebagai teroris.
Meskipun awalnya meninggalkan banyak pangkalan di utara dan timur laut negara itu, Amerika mengembalikan beberapa pasukan untuk “menjaga” ladang minyak Suriah, yang dikendalikan oleh Kurdi.
Damaskus dan Moskow dengan keras mengutuk tindakan itu, menuduh Washington mencuri sumber daya Suriah dan menyerukan agar mengembalikan ladang minyak kepada pemilik yang sah.