Sebuah survei yang dilakukan Maritime Research Institute Norwegia bersama para peneliti dari Rusia dan Directorate of Radiation and Nuclear Safety (DSA) menunjukkan masih adanya kebocoran radiasi dari kapal selam nuklir Kosomolets milik Rusia yang tenggelam pada 7 April 1989 di barat daya Bjørnøya.
Para peneliti melakukan penelitian menggunakan mini-sub yang dikendalikan dari jarak jauh. Ini adalah misi pertama kalinya dalam 30 tahun setelah kejadian tersebut.
Dengan menggunakan kapal selam mini Ægir 6000, para peneliti mengambil sampel sedimen air dan dasar dari kedalaman hingga 1.700 meter.
Dari sampel tersebut menunjukkan bangkai kapal itu masih adanya aktivitas radioaktif Komsomolets. Ekspedisi ini juga memungkinkan para peneliti untuk melihat bangkai kapal dengan mata kepala sendiri, karena foto-foto terbaru berasal dari ekspedisi Rusia pada 2007.
Meski ditemukan tingkat tertinggi radioaktif cesium pada 800.000 lebih tinggi dari norma di laut Norwegia, sampel diambil beberapa meter di atas pipa di mana kebocoran terdeteksi menunjukkan jumlah yang tidak dapat diukur dari cesium radioaktif.
“Kami juga mengambil sampel beberapa meter di atas pipa ini. Di sana, kami tidak menemukan kadar cesium radioaktif yang terdeteksi, seperti yang kami lakukan dalam pipa itu sendiri, kata peneliti DSA Justin Gwynn.
“Berdasarkan pengamatan kami, pelepasan 137C dari Komsomolets ke lingkungan laut tampaknya bervariasi dalam jumlah dan durasi”, kata laporan itu.
Ny toktrapport: Påviste radioaktiv lekkasje fra sovjetisk atomubåt https://t.co/GVrJqHSQ8I pic.twitter.com/g5wJVhyer2
— Havforskningsinstituttet (@Havforskningen) December 16, 2019
Menurut pemimpin penelitian Hilse Elise Heldal, radioaktiv yang terdeteksi tidak mengejutkan, karena penelitian Rusia sebelumnya juga mendokumentasikan kebocoran emisi secara kuantitatif tidak signifikan.
“Apa yang kami temukan selama ekspedisi, memiliki signifikansi yang sangat kecil untuk ikan dan makanan laut Norwegia. Tingkat di Laut Norwegia umumnya sangat rendah, dan polusi dari Komsomolets dengan cepat diencerkan, di kedalaman bangkai bangkai,” Heldal menjelaskan dalam siaran di televisi nasional NRK. Dia menyimpulkan tidak ada bahaya bagi orang atau ikan dari kebocoran radiasi tersebut.
Hasil ini sejalan dengan perkiraan sebelumnya tentang kemungkinan emisi dari kapal selam bertenaga nuklir, yang tidak melihat bahaya signifikan bagi perikanan di Laut Barents.
Pertama, hanya ada sedikit ikan di kedalaman 1.700 meter. Kedua, massa air yang sangat besar ditambah dengan arus laut dalam akan menyebabkan penipisan radioaktivitas dengan cepat.

Namun, baik Lembaga Penelitian Kelautan dan DSA menekankan perlunya pengawasan terus menerus terhadap puing-puing kapal selam.
Komsomolets terbakar pada 7 April 1989, barat daya Bjørnøya di Laut Norwegia. Kru berhasil menutup reaktor tetapi 42 pelaut Soviet tewas. Komsomolets terletak di kedalaman 1.700 meter dengan reaktor nuklir dan dua torpedo.