Satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov, terbakar menambah deretan masalah yang dialami kapal terbesar Rusia tersebut.
Api dilaporkan merembet ke sebagian besar kapal dan pada titik ini tampaknya sangat mungkin kapal tidak akan pernah berlayar lagi.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis 12 Desember 2019 ini ketika kapal besar itu berlabuh di Fasilitas Perbaikan Kapal ke-35 di Murmansk. Menurut media pemerintah Rusia, kebakaran terjadi selama pekerjaan perbaikan di unit kekuatan pertama oleh pekerja Pusat Perbaikan Kapal Zvyozdochka.
RIA Novosti melaporkan penyebab kebakaran adalah karena percikan yang jatuh ke dalam ruang tunggu selama pengelasan, dan sisa-sisa bahan bakar minyak terbakar di sana.
Api kemudian menyebar ke area seluas 120 meter persegi. Selama sembilan jam api dilaporkan menyebar hingga 600 meter.
Api sebagian besar telah padam pada Kamis sore hari waktu setempat. Tingkat kerusakan kapal tidak diketahui. Armada Rusia Utara menyatakan tidak ada senjata atau amunisi di atas kapal induk pada saat kejadian.
TASS melaporkan bahwa 12 orang terluka sebagian besar karena keracunan produk pembakaran. Sedangkan RIA Novosti melaporkan satu mayat anggota layanan ditemukan, dan dua orang lainnya dilaporkan hilang.
Admiral Flota Sovetskogo Soyuza Kuznetsov, atau Admiral Kuznetsov , panjangnya sekitar 1.000 kaki dan memiliki bobot perpindahan hingga 58.000 ton saat terisi penuh. Kapal ini dibangun untuk mengakomodasi hingga 24 pesawat tempur, termasuk jet tempur Su-33 Flanker D dan MiG-29K, ditambah enam helikopter.
Kenyataannya, pesawat itu biasanya mengangkut lebih sedikit dari pada itu. Pada tahun 2016 kapal hanya membawa 10 Su-33 dan 5 MiG-29. Sebagai perbandingan, sebuah kapal induk kelas Nimitz Amerika Amerika melaut dengan 44 F / A-18E / F Hornet Super.
Kisah tragis Laksamana Kuznetsov dimulai pada 1981, ketika kapal memulai dibangun di tempat yang sekarang disebut Ukraina. Setelah masa konstruksi yang luar biasa panjang, kapal itu ditugaskan pada tahun 1990, beberapa hari sebelum pecahnya Uni Soviet.
Kapal itu diwarisi Rusia, tetapi keadaan ekonomi Rusia yang buruk membuat kapal jarang digunakan. Antara 1991 dan 2015, kapal hanya menyelesaikan enam patroli di laut dan hanya menjalani satu kali reparasi.

Pada 2009, di lepas pantai Turki, masalah dengan sistem kelistrikan mengakibatkan kebakaran yang menewaskan satu awak. Pada 2012 Kuznetsov mogok di pantai Prancis dan harus ditarik oleh kapal Nikolay Chiker Angkatan Laut Rusia.
Pada tahun 2016, saat melakukan operasi udara di lepas pantai Suriah, Kuznetsov kehilangan dua pesawat dalam dua minggu, keduanya dilaporkan karena kabel penahan yang rusak selama proses pendaratan pesawat.
Pada Oktober 2018, Kuznetsov berada di drydock PD-50 untuk menjalani perombakan ketika drydock mulai banjir. Drydock PD-50 yang besar tenggelam ke dasar lautan dan sebuah derek berat jatuh menimpa kapal membuat lubang setinggi 16 kaki ke sisi Kuznetsov.
Insiden itu melukai empat pekerja galangan kapal dan menewaskan satu orang. Kapal ditarik ke Pabrik Perbaikan Kapal ke-35 di dekatnya, tempat kebakaran Kamis terjadi.
Tidak jelas seberapa parah api hari ini melukai kapal besar. Api memang telah padam, tetapi terbakar selama berjam-jam, terlebih adanya laporan kebakaran terjadi di dekat sistem propulsi kapal adalah hal yang sangat mengkhawatirkan.
Pembaruan kapal seharusnya melibatkan penggantian empat dari delapan boiler bertekanan turbo dan memperbarui sisanya. Jika mesin rusak atau hancur, rencana kapal untuk kembali berlayar hampir pastiakan didorong kembali lebih jauh. Jika kerusakannya cukup parah, kapal mungkin tidak akan pernah berlayar lagi.