Korea Selatan akhirnya bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan ‘tes sangat penting’ yang Korea Utara katakan baru saja berhasil dilakukan.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo mengatakan pada 10 Desember bahwa tes yang dilakukan oleh Korea Utara tiga hari sebelumnya di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae atau juga dikenal sebagai Fasilitas Peluncuran Rudal dan Antariksa Tongchang-ri atau Dongchang-ri adalah terkait mesin roket.
“Para menteri pertahanan Korea Selatan dan Australia menyatakan keprihatinan mendalam atas uji mesin Korea Utara di daerah Dongchang-ri dan penembakan rudal balistik berturut-turut,” kata Jeong dalam sambutannya saat konferensi pers bersama setelah pertemuan ‘2 + 2’ antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan Korea Selatan dan Australia sebagaimana dilaporkan Jane.
Sebelumnya dilaporkan Korea Utara telah melakukan tes “sangat penting” di situs peluncuran satelit Sohae, tempat pengujian roket yang pernah dijanjikan ke Amerika untuk ditutup.
Kantor Berita Korea Utara, KCNA melaporkan 8 Desember 2019 “tes sukses yang sangat penting” dilakukan pada hari Sabtu tetapi tidak menyebutkan apa yang diuji.
Tes dilakukan ketika tenggat waktu akhir tahun yang diberlakukan Korea Utara sudah dekat dan memperingatkan bahwa hal itu dapat mengambil “jalan baru” di tengah perundingan denuklirisasi yang macet dengan Amerika Serikat.
Kementerian pertahanan Korea Selatan sebagaimana dikutip Reuters pihaknya bekerjasama dengan Amerika telah melakukan pemantauan di situs-situs utama Korea Utara termasuk Tongchang-ri, daerah di mana Sohae berada.
Para pakar rudal mengatakan, tampaknya Korea Utara telah melakukan uji statik terhadap mesin roket, bukan peluncuran rudal, yang biasanya cepat terdeteksi oleh negara tetangga Korea Selatan dan Jepang.
“Jika itu memang tes mesin statis untuk rudal bahan bakar padat atau cair baru, itu adalah sinyal keras bahwa pintu untuk diplomasi akan dengan cepat dibanting, jika belum,” kata Vipin Narang, pakar urusan nuklir di Institut Teknologi Massachusetts di Amerika Serikat.
Kim Dong-yub, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam di Seoul, mengatakan Korea Utara mungkin telah menguji mesin roket berbahan bakar padat, yang dapat memungkinkan Korea Utara mengirimkan ICBM lebih mudah dan lebih cepat. “Korea Utara telah memasuki ‘jalur baru’ yang mereka bicarakan,” katanya.