Korea Utara telah melakukan tes “sangat penting” di situs peluncuran satelit Sohae, tempat pengujian roket yang pernah dijanjikan ke Amerika untuk ditutup.
Kantor Berita Korea Utara, KCNA melaporkan Ahad 8 Desember 2019 “tes sukses yang sangat penting” dilakukan pada hari Sabtu tetapi tidak menyebutkan apa yang diuji.
Tes dilakukan ketika tenggat waktu akhir tahun yang diberlakukan Korea Utara sudah dekat dan memperingatkan bahwa hal itu dapat mengambil “jalan baru” di tengah perundingan denuklirisasi yang macet dengan Amerika Serikat.
Kementerian pertahanan Korea Selatan sebagiamana dikutip Reuters mengatakan Korea Selatan dan Amerika Serikat bekerja sama secara erat dalam kegiatan pemantauan di situs-situs utama Korea Utara termasuk Tongchang-ri, daerah di mana Sohae berada.
Para pakar rudal mengatakan, tampaknya Korea Utara telah melakukan uji statik terhadap mesin roket, bukan peluncuran rudal, yang biasanya cepat terdeteksi oleh negara tetangga Korea Selatan dan Jepang.
“Jika itu memang tes mesin statis untuk rudal bahan bakar padat atau cair baru, itu adalah sinyal keras bahwa pintu untuk diplomasi akan dengan cepat dibanting, jika belum,” kata Vipin Narang, pakar urusan nuklir di Institut Teknologi Massachusetts di Amerika Serikat.
“Ini bisa menjadi sinyal yang sangat kredibel tentang apa yang mungkin ditunggu dunia setelah Tahun Baru.”
Ketegangan telah meningkat menjelang tenggat waktu akhir tahun yang ditetapkan oleh Korea Utara yang menyerukan Amerika Serikat agar mengubah kebijakannya untuk menuntut denuklirisasi sepihak dan menuntut pembebasan dari hukuman sanksi.
“Hasil uji penting baru-baru ini akan memiliki efek penting pada perubahan posisi strategis DPRK sekali lagi dalam waktu dekat,” lapor KCNA.
Tes ini adalah yang terbaru dari serangkaian pernyataan dan tindakan dari Korea Utara yang dirancang untuk menggarisbawahi keseriusannya tentang batas waktu.
Korea Utara telah mengumumkan akan mengadakan pertemuan langka para pejabat tinggi partai berkuasa akhir bulan ini.
Pertemuan dan propaganda semacam itu sering terjadi menjelang pengumuman besar dari otoritas Korea Utara.
Meski Korea Utara belum menentukan apa yang akan dilakukan, pengamat memperkirakan kemungkinan itu sebagai peluncuran satelit ruang angkasa yang memungkinkan Pyongyang untuk menunjukkan dan menguji kemampuan roketnya tanpa menggunakan provokasi militer secara terbuka seperti peluncuran rudal balistik antarbenua.
“Pengujian semacam itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan militer dan untuk menopang kebanggaan dan legitimasi domestik,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha Seoul.
“Korea Utara menghindari pelanggaran moratorium uji coba rudal jarak jauh untuk saat ini, tetapi Korea Utara masih meningkatkan daya dorong dan ketepatan misil-misilnya sehingga dapat mengklaim pencegah nuklir yang kredibel,” katanya.
Kim Dong-yub, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam di Seoul, mengatakan Korea Utara mungkin telah menguji mesin roket berbahan bakar padat, yang dapat memungkinkan Korea Utara mengirimkan ICBM lebih mudah dan lebih cepat. “Korea Utara telah memasuki ‘jalur baru’ yang mereka bicarakan,” katanya.