Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett memperingatkan Iran bahwa Suriah bisa menjadi perang abadi dan tidak menyenangkan serta tidak dapat mereka menangkan. Israel membandingkan situasi tersebut dengan Perang Vietnam yang menguras energi dan akhirnya Amerika kalah.
“Kami memberi tahu orang-orang Iran: Suriah akan menjadi Vietnam Anda. Jika Anda tidak pergi, Anda akan mengakar dan Anda akan berdarah karena kami akan bekerja tanpa ragu-ragu untuk mengeluarkan pasukan agresif ke Suriah,” kata Bennett sebagiamana dilaporkan Sputnik Senin 8 Desember 2019.
Peringatannya datang setelah pernyataan Menteri Luar Negeri Israel Katz, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere Della Sera, menyatakan bahwa Tel Aviv tidak mengesampingkan melakukan serangan terhadap Teheran jika negara itu membangun senjata nuklirnya.
“Itu pilihan. Kami tidak akan membiarkan Iran memproduksi atau mendapatkan senjata nuklir. Jika satu-satunya pilihan yang tersisa bagi kami adalah opsi militer, kami akan bertindak secara militer. Ancaman sanksi tidak cukup. Satu-satunya pencegah adalah ancaman militer untuk melawan rezim [Iran] “, kata Katz.
Tel Aviv sebelumnya telah menyerang negara-negara tetangga dengan klaim mencegah mereka memperoleh senjata nuklir.
Pada Juni 1981, melalui Operasi Opera, jet Israel menghancurkan reaktor nuklir Irak yang sedang dibangun tidak jauh dari Baghdad.
Tel Aviv mengklaim bertindak untuk membela diri dengan menunjukkan bahwa reaktor tersebut akan digunakan oleh pemerintah Saddam Hussein untuk memproduksi senjata nuklir.
Setelah Operasi Opera, Tel Aviv memprakarsai apa yang disebut doktrin Begin (diambil dari nama mantan Perdana Menteri Israel Menachem Begin), yang menyarankan bahwa serangan itu bukan anomali dan bahwa pemerintah Israel di masa depan harus melanjutkan praktik serangan pencegahan dan serangan udara terhadap negara tetangga yang berupaya mendapatkan senjata pemusnah massal.
Israel, yang secara rutin menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir, secara luas diyakini berada di belakang serangan cyber worm Stuxnet 2010 pada komputer Iran yang menyebabkan penghancuran beberapa sentrifugal di pabrik nuklir Natanz. Tidak ada entitas yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan cyber yang merusak.
Meski selalu menentang negara lain memiliki nuklir, Israel sendiri tidak pernah konsisten karena mereka juga memiliki senjata pemusnah massal tersebut.