Amerika Serikat telah menyelesaikan penarikan mundur militernya di Suriah timur laut dan menempatkan diri dalam posisi yang lebih stabil dengan sekitar 600 tentara disisakan di seluruh negara itu.
Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper dalam sebuah wawancara dengan Reuters mengatakan penyelesaian penarikan ini dapat menandai akhir dari periode pergolakan dan ketidakpastian di sekitar kehadiran militer Amerika di Suriah setelah perintah penarikan awal Presiden Donald Trump pada Oktober. Sejak itu, tingkat pasukan di Suriah telah turun sekitar 40 persen dari sekitar 1.000.
Esper menekankan jumlah pasukan akan berfluktuasi di sekitar level 600 untuk masa mendatang. “Itu akan relatif statis di sekitar angka itu. Tetapi jika kita melihat sesuatu terjadi, saya bisa melakukan dial up sedikit, “kata Esper kepada Reuters dalam penerbangan kembali dari KTT NATO di pinggiran London Rabu 4 Desember 2019 malam.
Esper juga tidak mengesampingkan bisa mengurangi tingkat pasukan Amerika di Suriah lebih lanjut jika sekutu Eropa berkontribusi pada misi Suriah.
“Koalisi banyak bicara lagi. Kita bisa melihat beberapa sekutu ingin menjadi pasukan sukarelawan, ”kata Esper.
“Jika negara sekutu, negara NATO, memutuskan untuk memberi kami 50 orang, saya mungkin bisa menarik 50 orang.”
Militer Amerika mengatakan pihaknya fokus pada pencegahan kebangkitan ISIS di Suriah dan melakukan serangan bulan lalu yang menyebabkan kematian pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Trump, di London, mengatakan dia ingin pasukan amerika yang tersisa untuk memastikan cadangan minyak Suriah tidak jatuh kembali ke tangan kelompok militan. “Kami menjaga minyaknya. Dan minyak adalah apa yang memicu ISIS, “kata Trump.
Trump melunakkan rencana penarikannya dari Suriah setelah serangan dari Kongres yang mengatakan ia membuka jalan bagi serangan Turki yang mengancam pasukan Kurdi di Suriah yang telah menjadi sekutu top Amerika dalam pertempuran melawan ISIS.
Diplomat NATO khawatir bahwa Turki, anggota NATO sejak 1952 dan sekutu penting di Timur Tengah, semakin bertindak secara sepihak seperti meluncurkan serangannya di Suriah terhadap pasukan yang didukung Amerika dan membeli pertahanan udara S-400 Rusia.