Rusia Uji Rudal Hipersonik Kinzhal di Arktik
MiG-31 dengan rudal hipersonik Kinzhal atau Dagger/ Izvestia

Rusia Uji Rudal Hipersonik Kinzhal di Arktik

Jet pencegat MiG-31K Rusia dilaporkan telah melakukan uji coba penembakan rudal hipersonik Kh-47M2 ‘Kinzhal ‘di Arktik awal bulan ini.

Laporan itu muncul sehari setelah dinas intelijen Denmark memperingatkan akan mengintensifkan persaingan geopolitik di wilayah Utara yang membeku di Bumi tersebut dan mengatakan bahwa militer China semakin menggunakan penelitian ilmiah di Kutub Utara sebagai jalan masuk ke kawasan itu.

“Tes berlangsung pada pertengahan November,” kata Kantor Berita TASS mengutip dua sumber militer melaporkan Sabtu 30 November 2019 .

Pencegat MiG-31K lepas landas dari lapangan udara Olenegorsk di wilayah Murmansk utara dan menembakkan rudal terhadap sasaran darat di tempat pelatihan Pemboi di wilayah Komi Arktik Rusia, TASS melaporkan.  Tidak ada detail lebih lanjut dari uji rudal tersebut.

Badan Intelijen Pertahanan Denmark mengatakan dalam laporan penilaian risiko tahunan pada hari Jumat bahwa “permainan kekuatan besar sedang dibentuk” antara Rusia, Amerika Serikat dan China, yang meningkatkan tingkat ketegangan di wilayah Arktik.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan keberadaan Kinzhal pada Maret 2018 bersama dengan sistem rudal lain yang disebut-sebut sebagai tak terkalahkan dan menggambarkan bagaimana rudal tersebut bisa menghindari pertahanan musuh.

MiG-31K Foxhound menjadi platform yang ditugasi membawa rudal tersebut. Kh-47M2 ‘Kinzhal’, dilaporkan mampu mengirim hulu ledak 500kg ke target hingga jarak 2.000 km dengan kecepatan 10 Mach. Rudal ini dipuji karena presisi dan kemampuan manuvernya, dan dianggap sebagai salah satu senjata taktis yang tangguh di dunia.

Rudal-rudal itu melakukan debut bersama MiG-31K pada awal 2018, dan varian kompak dilaporkan sedang dalam pengembangan untuk digunakan dari teluk senjata internal jet tempur generasi kelima Su-57 Rusia.

Kinzhal telah dianggap oleh beberapa analis sebagai jawaban Rusia untuk F-35, jet tempur tercanggih milik Amerika dan sekutu-sekutunya, terutama NATO. Kinzhal memang bukan rudal udara ke udara yang akan menembak jatuh F-35, tetapi rudal ini berpotensi menetralkan lapangan udara musuh dalam beberapa menit setelah pecahnya konflik yang memaksa jet tempur lawan tidak akan mampu lepas landas jika tidak tidak hancur.

Rudal itu, juga telah digambarkan sebagai pembunuh kapal induk. Artinya, varian F-35B dan F-35C yang dikerahkan dari kapal perang Angkatan Laut Amerika juga berpotensi dinetralkan sebelum terbang.

Tingkat kesiapan tempur yang rendah dan persyaratan perawatan yang tinggi dari F-35 membuatnya sangat rentan terhadap serangan seperti itu, karena pesawat menghabiskan lebih banyak waktu di darat daripada pesawat tempur lain seperti F-16 yang lebih tua dan lebih berteknologi rendah.

 

Masih belum jelas berapa banyak armada MiG-31 Rusia akan ditingkatkan ke standar MiG-31K, tetapi dengan negara mewarisi beberapa ratus jet dari Uni Soviet dan menyimpan sekitar 200 cadangan, ada ruang untuk meningkatkan jumlah yang signifikan tanpa mengurangi jumlah Foxhound yang ditugaskan untuk pencegat dan tugas lainnya.