Prancis Mengamuk Karena Amerika Memaksa Anggota NATO Beli Senjatanya
F-35 Norwegia

Prancis Mengamuk Karena Amerika Memaksa Anggota NATO Beli Senjatanya

Menteri Angkatan Darat Prancis, Florence Parly, melontarkan kritik terhadap praktik Amerika yang mencoba menekan sekutu NATO untuk membeli senjata dan peralatan Amerika di atas hal lainnya.

Dia berpendapat bahwa aliansi memiliki Pasal 5 yang menetapkan tanggung jawab kolektif untuk saling membela, bukan “Pasal F-35”, menetapkan kewajiban kolektif untuk membeli produk militer Amerika. Sebuah referensi yang jelas untuk jet siluman generasi kelima yang Washington telah mempromosikan di antara sekutunya.

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa negara-negara seharusnya tidak memilih antara NATO dan Eropa, tetapi keduanya harus saling melengkapi. Parly juga mencatat bahwa NATO tidak dapat memberikan negara-negara Eropa kedaulatan mereka, tetapi mereka harus mencapai ini sendiri.

“Hari ini, Eropa belum memiliki alat militer untuk hidup seperti kekuatan ekonomi dan politik. NATO tidak akan pernah menjadi alat kedaulatan kita. Terserah Eropa untuk membangun kedaulatan mereka sendiri. Itu tidak akan terjadi dalam satu jentikan jari,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Le Journal du Dimanche dan dikutip Sputnik Senin 2 Desember 2019.

Parly sebelumnya mengkritik dorongan Amerika pada anggota NATO untuk “buy American”, mengingatkan Washington pada Maret 2019 bahwa artikel utama dalam piagam aliansi itu disebut “Pasal 5, bukan Pasal F-35”.

 

Menteri mengomentari pernyataan baru-baru ini oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menyebut NATO menjadi organisasi “mati otak”, dengan berpendapat bahwa itu adalah seruannya untuk melakukan debat yang berguna dan sehat tentang dasar-dasar aliansi.

Dia menambahkan bahwa dialog semacam itu dapat dilakukan pada awal minggu ini di KTT NATO, yang akan diadakan pada 3 dan 4 Desember di London.

 

Macron mengaku mengatakan NATO menderita “kematian otak” karena kurangnya koordinasi dan ketidakpastian Amerika di bawah Presiden Donald Trump. Dia menyatakan keraguannya tentang bagaimana nilai Pasal 5 NATO dapat berubah dalam waktu dekat dan apakah itu akan sangat berarti.

Komentar “kematian otak” itu memicu diskusi di antara anggota NATO, dengan Jerman, Turki, Polandia, dan Amerika dengan keras mengkritik Macron karena sikapnya terhadap keadaan aliansi saat ini.