Amerika dan Prancis berencana untuk melakukan langkah-langkah untuk mencegah serangan pada kilang minyak Arab Saudi kembali terulang dengan meningkatkan jaringan radar negara tersebut sehingga dapat mendeteksi ancaman yang masuk pada waktu yang tepat.
Seperti diketahui produksi minyak mentah Saudi mengalami pukulan besar pada September 2019 setelah dua kilang perusahaan minyak terbesar di dunia Aramco diserang oleh drone dan rudal. Sistem pertahanan udara negara itu, termasuk Patriot yang ditempatkan di dekat fasilitas, gagal mendeteksi tepat waktu dan mengusirnya. Alasan mengapa mereka tidak berhasil menggagalkan serangan masih belum jelas.
Komandan pasukan Amerika yang dikerahkan di Timur Tengah, Jenderal Kenneth McKenzie, menyatakan bahwa Pentagon terus mempelajari data dari serangan September 2019 di fasilitas Saudi Aramco. Setelah mengerti di mana celah dalam pertahanan itu, Amerika akan mulai bekerja memperbaikinya.
“Kami terus memperbaiki informasi tentang serangan terhadap Aramco. Kami bekerja dengan Saudi untuk meningkatkan jaringan sistem mereka. Itu akan membuat mereka lebih mampu bertahan melawan jenis ancaman ini,” kata McKenzie.
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, pada gilirannya juga mengatakan bahwa Paris akan mengirimkan radar canggih ke Arab Saudi untuk membantunya mendeteksi persenjataan terbang rendah, yang dilaporkan digunakan dalam serangan terhadap kilang.
“Itu [radar] akan berada di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang sehingga akan beroperasi dengan sangat, sangat cepat. Tetapi ada analisis yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik bagaimana mengisi kesenjangan,” kata Parly sebagaimana dilaporkan Sputnik Senin 25 November 2019.