Petir menjadi salah satu fenomena alam yang selama ini hampir tidak bisa diprediksi kapan akan menyambar dan di daerah mana. Padahal, jumlah korban meninggal akibat kilatan energi listrik super tinggi ini disebut lebih tinggi dibandingkan korban tornado atau angin topan.
Di Swiss, tim peneliti dari École Polytechnique Fédérale de Lausanne mungkin memiliki jawaban: artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Dengan menggunakan data meteorologi dan machine learning atau mesin pembelajaran standar, para ilmuwan menghasilkan sistem relatif sederhana dan murah yang dapat memprediksi sambaran petir hingga 10 hingga 30 menit sebelum kejadian dalam radius 30 kilometer.
“Kami telah menggunakan teknik pembelajaran mesin untuk berhasil mencegah bahaya petir dengan melihat pengamatan situs tunggal parameter meteorologis,” tulis para penulis dalam sebuah makalah yang diterbitkan awal November ini dalam jurnal Climate and Atmospheric Science.
Untuk melakukan ini, tim melatih algoritme mesin mereka untuk mengenali kondisi cuaca yang biasanya memicu kilat. Secara khusus mereka menggunakan empat variabel, termasuk tekanan udara, suhu udara, kelembaban relatif dan kecepatan angin. Data ini berasal dari 12 stasiun cuaca Swiss di lingkungan perkotaan dan pegunungan antara tahun 2006 dan 2017.
Setelah algoritma menyelesaikan fase pembelajarannya, ia membuat prediksi yang benar tentang sambaran petir baru sekitar 80 persen. Ini adalah pertama kalinya sebuah model sederhana yang dilatih dengan data meteorology bisa memprediksi sambaran petir. Dan karena didasarkan pada data yang ada, itu cukup murah dan mudah untuk ditiru.
“Sistem saat ini lambat dan sangat kompleks, dan mereka membutuhkan data eksternal yang mahal yang diperoleh melalui radar atau satelit,” kata Amirhossein Mostajabi, mahasiswa PhD yang mengembangkan teknik ini kepada Science Daily.
“Metode kami menggunakan data yang dapat diperoleh dari stasiun cuaca apa pun. Itu berarti kami dapat mencakup wilayah terpencil yang berada di luar jangkauan radar dan satelit dan di mana jaringan komunikasi tidak tersedia.”
Para peneliti berharap untuk menggunakan model baru mereka sebagai alat dalam proyek European Laser Lightning Rod yakni upaya untuk membangun perlindungan petir jenis baru daripada hanya mengandalkan penangkal petir.
Konsorisum di belakang proyek ini sedang menguji gelombang sinar laser untuk merangsang jumlah kilatan petir ke atas.