Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) melanjutkan pembicaraan mengenai pembelian jet tempur SU-35 ke negara Timur Tengah dan pengembangan bersama dari pesawat tempur tempur generasi ke-5 untuk UEA.
“Pembicaraan tentang pengiriman jet tempur SU-35 dan pengembangan pesawat tempur tempur generasi ke-5 untuk kepentingan UEA terus berlanjut,” kata kepala Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis Militer, Dmitry Shugaev Minggu 17 November 2019 sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Rusia dan UEA pada 2017 sepakat untuk bersama-sama mengembangkan jet tempur tempur generasi ke-5 yang didasarkan pada pesawat MiG-29. Pada saat itu, Sergey Chemezov, kepala raksasa pertahanan Rusia Rostec, yang sedang mengembangkan proyek dengan Kementerian Pertahanan UEA, mengatakan akan butuh tujuh tahun untuk membangun jet tempur tersebut.
Uni Emirat Arab adalah salah satu negara sekutu Amerika hingga hampir pasti Washington akan memberi peringatan dan ancaman pemberian sanksi.
Sebelumnya juga dilaporkan Amerika memperingatkan Mesir tentang pembelian Su-35 yang akan berdampak pada sanksi. Kairo telah meneken kontrak senilai US$ 2 miliar untuk membeli lebih dari 20 jet tempur Su-35 dari Rusia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Menteri Pertahanan Mark Esper sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal memperingatkan Menteri Pertahanan Mesir Mohamed Ahmed Zaki Mohamed bahwa kesepakatan Su-35 Kairo dapat memicu sanksi.
“Kesepakatan senjata baru besar dengan Rusia akan – paling tidak – mempersulit transaksi pertahanan Amerika di masa depan dengan dan bantuan keamanan ke Mesir,” kata Pompeo dan Esper.
Para pejabat Pentagon dilaporkan secara pribadi memperingatkan kepala Angkatan Udara Mesir Mohamed Abbas tentang konsekuensi kesepakatan itu. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada WSJ bahwa Washington mendesak semua sekutu dan mitranya untuk mempertimbangkan kembali transaksi dengan pertahanan dan intelijen Rusia.
Undang-undang Amerika 2017 yang bertujuan menghukum Rusia atas sejumlah tindakan termasuk dugaan campur tangan pemilu menempatkan sanksi sekunder pada negara-negara yang berdagang dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia.
Di bawah hukum, pemerintahan Trump memberlakukan sanksi pada militer China karena membeli 10 Su-35 dari Rusia. Juga ada daftar hitam 33 orang dan entitas yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia.