Mantan Presiden Bolivia Evo Morales mengaku telah mendapat tawaran pesawat oleh Amerika Serikat untuk angkat kaki dari Bolivia.
Hal itu disampaikan Morales dalam wawancara dengan Reuters di Mexico City Jumat 15 November 2019.
“Amerika Serikat menghubungi menteri luar negeri (Bolivia) untuk menawarkan pesawat yang akan membawa kami ke tempat yang kami inginkan. Saya yakin itu pasti Guantanamo,” kata Morales sambil tersenyum.
Awal pekan ini Morales mengundurkan diri dalam kondisi tertekan dan meninggalkan Bolivia pasca- aksi protes dan kekerasan yang dipicu pemilu 20 Oktober, yang diwarnai tuduhan kecurangan. Morales diberikan suaka oleh otoritas Meksiko.
Evo Morales mengumumkan keberangkatannya di Twitter pada Senin 11 November 2019) pukul 21.30 waktu setempat. “Sakit rasanya meninggalkan negara karena masalah politik, tapi saya akan tetap menjalin kontak,” kata sang mantan presiden. “Tak lama lagi saya akan kembali dengan kekuatan dan energi lebih besar,” janji Morales.
Morales mengumumkan pengunduran dirinya 10 November 2019 setelah dihadapkan dengan seruan untuk mengundurkan diri dari militer dan polisi.
Presiden Bolivia yang ke-80, Morales secara luas dianggap sebagai pemimpin asli Amerika pertama sejak kolonialisme Spanyol dan merupakan presiden Bolivia paling lama menjabat. Lahir pada 26 Oktober 1959, ia terpilih sebagai presiden pertama pada 22 Januari 2006.
Morales adalah presiden sayap kiri yang kebijakannya menekankan untuk memerangi kemiskinan dan buta huruf di Bolivia. Setelah terpilih pada 2006, Bolivia memiliki tingkat buta huruf tertinggi di Amerika Latin – 16 persen. Negara itu menderita kemiskinan yang dalam yakni 35 persen dari populasi hidup dalam kemiskinan ‘ekstrem’, dan 58,9 persen hidup dalam kemiskinan ‘moderat’, menurut Journal of Latin American Studies.
Pada 2014 The Guardian melaporkan di bawah kepemimpinan Morales, kemiskinan ekstrem telah menurun 43 persen dan kemiskinan moderat menurun 25 persen dan pengeluaran sosial meningkat lebih dari 45 persen. Selain itu upah minimum meningkat hampir dua kali lipat yakni sebesar 87,7 persen.
Laporan tersebut mencatat bahwa prestasi ekonomi Morales dipuji oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional meskipun Morales memulai masa jabatannya dengan mengabaikan rekomendasi IMF.