Mesir telah meneken kontrak senilai US$ 2 miliar untuk membeli lebih dari 20 jet tempur Su-35 dari Rusia. Amerika pun memberi perhatian terhadap jet tempur tersebut.
Tentu saja yang dimaksud mengincar adalah bahwa Amerika Serikat memperingatkan Mesir bahwa mereka dapat menghadapi sanksi jika melanjutkan pembelian.
Rusia yang telah menjadi salah satu pemasok senjata utama Mesir, berencana untuk memulai pengiriman pesawat tempur superioritas udara Su-35 Flanker-E ke negara tersebut pada awal 2020-2921. Amerika mengirimkan US$ 1,3 miliar bantuan militer tahunan ke Mesir.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Menteri Pertahanan Mark Esper sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal memperingatkan Menteri Pertahanan Mesir Mohamed Ahmed Zaki Mohamed bahwa kesepakatan Su-35 Kairo dapat memicu sanksi.
“Kesepakatan senjata baru besar dengan Rusia akan – paling tidak – mempersulit transaksi pertahanan Amerika di masa depan dengan dan bantuan keamanan ke Mesir,” kata Pompeo dan Esper.
Para pejabat Pentagon dilaporkan secara pribadi memperingatkan kepala Angkatan Udara Mesir Mohamed Abbas tentang konsekuensi kesepakatan itu. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada WSJ bahwa Washington mendesak semua sekutu dan mitranya untuk mempertimbangkan kembali transaksi dengan pertahanan dan intelijen Rusia.
Undang-undang Amerika 2017 yang bertujuan menghukum Rusia atas sejumlah tindakan termasuk dugaan campur tangan pemilu menempatkan sanksi sekunder pada negara-negara yang berdagang dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia.
Di bawah hukum, pemerintahan Trump memberlakukan sanksi pada militer China karena membeli 10 Su-35 dari Rusia. Juga ada daftar hitam 33 orang dan entitas yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia.