Seperti dilaporkan sebelumnya sekitar 1,5 tahun lalu dua rudal Stunner ditembakkan ke sebuah rudl balistik jarak dekat OTR-21 Tochka. Rudal buatan Rusia yang oleh NATO sebagai SS-21 Scarab tersebut terdeteksi ditembakkan dari Suriah barat dan dikhawatirkan akan akan jatuh ke wilayah Israel dekat Laut Galilea.
Setelah Stunners diluncurkan, menjadi jelas bahwa rudal balistik bukanlah ancaman bagi Israel. Rudal balistik buatan Rusia tersebut ditembakkan oleh Suriah terhadap posisi pemberontak di daerah tersebut.
Operator David Sling memerintahkan rudal untuk menghancurkan dirinya sendiri. Satu rudal berhasil melakukan, tetapi yang lain gagal dan meluncur ke wilayah Suriah. Ini adalah penggunaan pertama dari sistem pertahanan udara David Sling dalam perang. Bahkan hingga sekarang belum ada kabar rudal itu digunakan kembali.
Menurut Jerusalem Post, rudal yang tidak hancur itu kemudian diambil oleh pasukan Suriah dan kemudian diserahkan ke Rusia.
Stunner adalah ujung tombak sistem pertahanan udara David Sling Israel, yang mulai beroperasi April 2017.
Dirancang oleh Rafael Israel dan Raytheon Amerika, David Sling menjadi lapisan tengah sistem pertahanan duara berlapis Israel yang terintegrasi. Sistem ini terletak di atas sistem antiIron Dome dan di bawah sistem pertahanan rudal balistik Arrow. David Sling tumpang tindih dalam kemampuan rudal Patriot yang lebih tua yang ingin diganti.
Rudal itu sangat cepat, beroperasi pada kecepatan 7.5 mach dan menyerang pada rentang hingga sekitar 175 mil. Tapi kemampuan tersebut didapat ketika Stunnder dikonfigurasikan sebagai rudal permukaan ke udara, di mana ia menggunakan booster besar untuk membawanya ke ketinggian dan kecepatan tinggi. Versi udara ke udara tidak akan mendapat manfaat dari booster tetapi itu akan diuntungkan saat diluncurkan dari kecepatan dan ketinggian pesawat.

Aspek paling unik dari Stunner yang dikembangkan bersama oleh Raytheon Amerika dan Rafael Israel adalah penggunaan dual-mode terminal homing. Hidung “lumba-lumba” -nya yang miring memiliki pencitraan inframerah dan pencari radar gelombang milimeter aktif yang dipindai secara elektronik. Hal ini membuat senjata jauh lebih menantang untuk dicegat atau dijamming. Selain itu rudal lebih dapat diandalkan secara keseluruhan dalam mencegat target apa pun dari rudal balistik jarak pendek hingga rudal jelajah siluman.
Di luar mode pencari ganda mutakhir, rudal ini mengemas sistem canggih dan sangat mini, termasuk tautan data yang sepenuhnya terhubung dengan baterai David Sling serta sistem dan sensor offboard lainnya.
Rudal ini juga sangat bermanuver dengan sistem propulsi canggih dan menggunakan konsep hit-to-kill, yang berarti tidak membawa hulu ledak tetapi dengan menabrak sasarannya. Hal ini memungkinkan rudal menjadi jauh lebih ringan, lebih kompak, dan lebih bermanuver daripada yang membawa hulu ledak.
Secara keseluruhan, Stunner adalah bagian dari tingkat menengah dalam sistem pertahanan udara tiga tingkat Israel yang secara luas dianggap sebagai yang paling canggih di dunia.
Rusia tentu saja akan senang mendapatkan teknologi rudal ini bahkan dalam bentuk yang rusak dan itu akan menjadi hadiah yang sempurna dari Bashar al Assad untuk Vladimir Putin.