Angkatan Udara Amerika ingin mengeksplorasi kemungkinan untuk mengkoneksikan pesawat ruang angkasa X-37B dengan jet tempur. Tidak jelas apa yang dipikirkan Kepala Staf USAF Jenderal David Goldfein, tetapi itu bisa melibatkan pesawat ruang angkasa bertindak sebagai platform sensor untuk melacak target di bawahnya. Secara bersamaan pesawat tu bisa bertindak sebagai simpul komunikasi yang aman antara jet tempur F-22 dan F-35 yang beroperasi pada jarak jauh.
Menurut Military.com, Goldfein tertarik melihat bagaimana F-22 Raptor dan F-35 Joint Strike Fighter dapat terhubung ke pesawat luar angkasa X-37B. Jet F-22 dan F-35 adalah dua dari petarung generasi kelima operasional pertama di dunia, dengan kemampuan siluman, radar dan sensor elektro-optik canggih, dan kemampuan komunikasi mumpuni.
Sementara X-37B adalah pesawat ruang angkasa tak berawak pertama di dunia yang dapat digunakan kembali. Angkatan Udara mengoperasikan dua X-37B dan misi terbaru menghabiskan 780 hari di orbit, sebuah rekor untuk pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. Angkatan Udara tidak akan pernah membahas kemampuan dan misi pesawat ruang angkasa dan menganggapnya sebagai hal yang rahasia.
Tidak jelas apa yang dapat dilakukan pesawat ruang angkasa rahasia untuk dua jet tempur. X-37B biasanya beroperasi pada ketinggian 200 mil, sedangkan pesawat tempur beroperasi pada ketinggian dua hingga tujuh mil.
Satu kemungkinan adalah bahwa pesawat ruang angkasa dapat menggunakan sistem radar yang dapat melihat ke bawah dan di depan jet tempur kawan, melihat target musuh dan menyampaikan lokasi mereka kepada jet tempur di bawah.

Ada masalah dengan ide itu. Menurut Popular Mechanics, X-37B menghasilkan tenaga melalui sepasang panel surya yang terbuka setelah diluncurkan. Panel tidak menyediakan listrik yang cukup untuk menyalakan radar jarak jauh, yang biasanya membutuhkan sumber daya dalam kisaran kilowatt.
X-37B harus membawa radar dan catu daya, dan ruang muatannya yang kecil seukuran bak truk pickup. Radioisotope Thermoelectric Generator (RTG), sumber daya berbasis plutonium untuk satelit, tidak menghasilkan daya yang cukup, dan pembangkit listrik tenaga nuklir kompak masih terlalu besar untuk dimuat.
Pilihan lain, yang lebih mungkin adalah bahwa X-37B bertindak sebagai penghubung antara kelompok jet tempur yang jauh jika jaringan komunikasi satelit militer yang ada tidak tersedia. X-37B dapat menyampaikan data misi utama di antara pesawat yang jaraknya ratusan mil, karena posisi komandonya di atas medan perang.
Namun, X-37B hanya akan tersedia untuk waktu yang terbatas, karena orbit pesawat ruang angkasa membawanya secara singkat di atas medan perang udara di bawah dan kemudian bergerak ke cakrawala.
Gagasan pesawat ruang angkasa yang terhubung ke jet tempur adalah ide yang menarik tetapi tidak jelas apa yang ada dalam pikiran Angkatan Udara. Layanan ini mungkin hanya tertarik pada kemampuan tiga platform: F-35, F-22, dan X-37B, untuk sekadar berbicara satu sama lain — atau bisa juga sesuatu yang sama sekali lain.