Iran Ungkap Bagaimana Mampu Membangun Kekuatan Rudal
Rudal Iran

Iran Ungkap Bagaimana Mampu Membangun Kekuatan Rudal

Dalam beberapa tahun terakhir, di tengah embargo senjata selama puluhan tahun oleh negara-negara Barat, Iran telah berhasil membangun sistem rudal balistik dan jelajah yang dirancang di dalam negeri. Teheran berulang kali memperingatkan bahwa senjata ini akan digunakan secara luas jika terjadi agresi oleh musuh

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Mohammad Baqeri mengungkap rahasia dari keberhasilan negaranya tersebut. Dia mengatakan Iran Iran berutang kepada komandan pasukan kedirgantaraan Pengawal Revolusi dan perancang rudal balistik Hassan Tehrani Moghaddam atas keberhasilannya ini.

“Upaya Martir Tehrani-Moghaddam  membuahkan hasil dan menyebabkan Iran menjadi kekuatan rudal nomor satu di kawasan itu,” kata Baqeri, kata sambutannya sebagaimana dilaporkan Tasnim Selasa 12 November 2019 dan dikutip Sputnik.

Baqeri berpidato pada peringatan delapan tahun kematian Moghaddam. Perancang rudal dan lebih dari selusin anggota militer dan IRGC lainnya tewas dalam ledakan di garnisun rudal di Bid Kaneh, dekat Teheran pada 12 November 2011. Investigasi kemudian menyimpulkan bahwa ledakan itu kecelakaan, dan mengesampingkan adanya sabotase. .

Dalam sambutannya, Baqeri menekankan bahwa dengan pekerjaan mereka, Moghaddam dan yang lain telah mengungkap wajah sejati Amerika dan sekutunya serta mempercepat keruntuhan hegemoni Amerika.

“Iran telah memastikan stabilitas dalam kemampuan pertahanannya, sambil membuat prestasi besar dalam kekuatan perangkat lunaknya juga, khususnya dalam melawan penindasan dan berdiri melawan pengganggu global khususnya Amerika Serikat,” katanya.

Asal-usul Rudal Pertama Iran

Hassan Tehrani Moghaddam mendirikan pusat-pusat penelitian artileri dan rudal pertama Iran pasca-revolusi pada awal 1980-an, selama Perang Iran-Irak, dan mengambil bagian dalam desain Naze’at, roket artileri jarak jauh pertama Iran, sebuah sistem tanpa kendali dengan jangkauan sekitar 100-130 km, pada tahun 1987.

Pada tahun yang sama, Iran menciptakan Shahab-1 yang merupakan rekayasa ulang dari sistem rudal Scud-B Soviet. Shahab-1 menjadi dasar dari perkembangan selanjutnya. Pada pertengahan 2000-an, Moghaddam memimpin tim pengembangan di belakang Ghadr-110, rudal jarak menengah dengan jangkauan antara 1.800 dan 2.000 km, dan rudal lainnya.

Iran telah mengakumulasi persenjataan besar sistem rudal balistik dan jelajah jarak pendek, menengah dan jarak jauh yang dibuat di dalam negeri.  Amerika, Uni Eropa, Arab Saudi dan Israel telah menyuarakan keprihatinan tentang senjata-senjata ini karena mengancam keamanan regional dan global, tetapi Iran bersikeras bahwa rudal itu dimaksudkan sebagai pencegah terhadap kemungkinan serangan musuh, dan berulang kali menekankan bahwa kepemilikan rudal ini “Tidak bisa dinegosiasikan.”

Seiring dengan rudal, industri militer Iran telah menciptakan berbagai peralatan militer untuk ketiga matra. Insinyur pertahanan negara itu membuktikan nilai pekerjaan mereka pada Juni, ketika pasukan pertahanan udara Garda Revolusi Iran menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika seharga US$ 220 juta setelah diduga melanggar wilayah udara Iran. Drone ditembak dengan sistem pertahanan udara lokal yang dikenal sebagai Khordad 3.