Site icon

Trump: Saya Suka Minyak, Kami Tak Minat Patroli di Suriah

Pasukan Amerika di dekat kilang minyak Suriah

Presiden Donald Trump kembali menegaskan Amerika kurangnya minat untuk berpatroli di perbatasan Suriah-Turki, dengan mengatakan bahwa kepentingan utama negaranya adalah mengendalikan minyak di negara tersebut.

“Gencatan senjata telah berlangsung dengan sangat baik. Kami menjaga minyaknya. Kami tetap tinggal dan menjaga minyaknya. Orang lain dapat berpatroli di perbatasan Suriah dan Turki mereka telah berjuang selama seribu tahun, biar mereka melakukan perbatasan, kami tidak ingin melakukan itu. Kami ingin membawa pulang tentara kami. Tapi kami memang meninggalkan tentara karena kami menjaga minyak. Saya suka minyak. Kami menjaga minyak, “kata Trump, berbicara kepada wartawan di halaman Gedung Putih Jumat 1 November 2019.

Trump mengatakan Amerika bekerja secara efektif dengan Kurdi dan Turki untuk membunuh pemimpin ISIS  Abu Bakar al-Baghdadi. Presiden menambahkan bahwa komandan kedua al-Baghdadi juga telah terbunuh, dan mengatakan bahwa Amerika sudah menargetkan pemimpin nomor tiga  dari kelompok tersebut.

Rusia dan Turki mulai bergabung dengan patroli di Suriah utara pada hari Jumat, sejalan dengan kesepakatan antara Presiden Putin dan Erdogan bulan lalu yang memfasilitasi penarikan militan Kurdi ke 30 km dari daerah perbatasan Turki-Suriah dengan imbalan penghentian operasi militer Turki. .

Turki melancarkan invasi ke Suriah utara pada 9 Oktober, dalam upaya untuk mengusir ISIS dan milisi Kurdi memicu kemarahan dan kecaman dari sekutu NATO Turki. Operasi Turki didahului dengan penarikan pasukan Amerika dari bagian Suriah utara yang kemudian menjadi sasaran serangan.

Sebelum komentarnya pada hari Jumat, Presiden Trump telah berulang kali merujuk pada kebutuhan untuk mengamankan dan menguasai sumber daya minyak Suriah dengan alasan agar tidak direbut ISIS.

Sebagian besar cadangan minyak dan gas Suriah terkonsentrasi di timur laut negara itu. Menurut laporan Administrasi Informasi Energi Amerika 2011, produksi minyak Suriah mencapai sekitar 400.000 barel per hari pada 2010, dengan sekitar seperempat dari produksi ini dijual di luar negeri. Negara itu diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi sekitar 2,5 miliar barel pada 1 Januari 2011.

Cadangan gas alam  Suriah kemudian diperkirakan mencapai 8,5 triliun kaki kubik, dengan negara itu mengonsumsi sebagian besar hasil gasnya di dalam negeri untuk pembangkit tenaga bahan bakar, dan menjadi importir gas  pada 2008.

Sejak awal konflik sipil yang didukung asing pada 2011, ekspor resmi turun hampir nol. Selama perang, banyak pihak, termasuk ISIS dan Amerika menguasai ladang minyak di negara tersebut.

Exit mobile version