Setelah sejarahnya yang cukup panjang, Angkatan Udara India akan mempensiun MiG-27 yang masih tersisa. Skuadron terakhir MiG-27UPG Angkatan Udara India akan melakukan penerbangan terakhir dari Pangkalan Udara Jodhpur di Rajasthan, India barat laut, pada akhir Desember.
IndiaToday mengutip sumber resmi melaporkan pesawat-pesawat itu, milik Scorpio Squadron 29 dan akan melakukan penerbangan terakhir mereka pada upacara resmi pada 27 Desember.
Penonaktifan ini mengikuti akhir tugas dua skuadron MiG-27 di Pangkalan Udara Hashimara di Bengal pada tahun 2017.
Pertama kali diperkenalkan ke Angkatan Udara Soviet pada tahun 1975, pesawat serang MiG-27 mulai dikirim ke India pada tahun 1984, dengan Hindustan Aeronautics Limited memulai produksi dalam negeri setahun kemudian dan terus membangun pesawat sampai tahun 1996. Secara keseluruhan, Angkatan Udara India diperkirakan telah mendapatkan sekitar 210 MiG-27 dalam beberapa varian.
Hindustan Aeronautics kemudian mulai meningkatkan pesawat yang di India disebut sebagai ‘Bahadur’ ke konvigurasi MiG-27UPGs mulai tahun 2004.
Pesawat memainkan peran penting dalam Perang Kargil 1999, di mana India berhasil menguasai kembali distrik Kargil di Kashmir setelah pasukan Pakistan pejuang Kashmir berusaha menyusup ke sisi India dari perbatasan Garis Kontrol. India kehilangan satu MiG-27 dalam pertempuran itu akibat kegagalan mesin.
Sebelum pensiun, pesawat desain sayap geometri variabel tersebut digunakan oleh tujuh skuadron terpisah dan sebagai pesawat latih tempur. Pesawat juga menjadi tulang punggung kemampuan serangan darat Angkatan Udara India sepanjang tahun 90-an dan 2000-an.
Pesawat-pesawat itu dilengkapi dengan berbagai macam rudal presisi, roket, dan bom dipandu laser. Dalam tahun-tahun terakhir layanan mereka, pesawat yang sudah tua ini mengalami nasib sengasara dengan lebih dari selusin MiG-27 hancur akibat kecelakaan.
Begitu India pensiun dari pesawatnya, Kazakhstan akan menjadi negara terakhir yang masih menggunakan MiG-27. Rusia menghentikan operasi armada MiG-27 di awal 1990-an karena pemotongan anggaran setelah berakhirnya Perang Dingin. Pesawat-pesawat juga sebelumnya bertugas di beberapa angkatan udara dari Pakta Warsawa serta Sri Lanka, Kuba, Mesir, Irak, Libya dan Aljazair.
India telah menjadi klien utama dan mitra industri pesawat terbang militer Rusia selama beberapa dekade, dan telah menandatangani kontrak bernilai miliaran dolar dengan pembuat pesawat Rusia untuk membangun pesawat tempur, pembom, helikopter, dan pesawat terbang lainnya.
Selain membeli pesawat buatan Rusia, India juga telah membeli lisensi untuk memproduksi dan mengeskpor senjata Rusia. Pesawat Soviet dan Rusia di gudang senjata India termasuk MiG-21 Bison, MiG-29UPG, Sukhoi Su-30MKI, Beriev A-50 AEWACS, pesawat pengisian bahan bakar udara Ilyushin Il-78, Ilyushin Il-76 airlifter strategis , helikopter utilitas Mil Mi-17, dan helikopter serang Mil Mi-24.