Sebanykak sembilan anak Afghanistan terbunuh ketika sebuah ranjau meledak Sabtu 2 November 2019. Peristiwa memedihkan itu terjadi ketika anak-anak tersebut berjalan ke sekolah,.
Ledakan itu terjadi di provinsi timur laut Takhar. “Daerah ini berada di bawah kendali Taliban dan sejak pasukan keamanan melancarkan serangan untuk membersihkannya, Taliban telah menanam ranjau anti-personil,” Khalil Asir, juru bicara kepolisian provinsi, mengatakan kepada Reuters.
“Sayangnya, hari ini, salah satu ranjau itu meledak dan menewaskan sembilan siswa sekolah dasar,” katanya.
Anak-anak, berusia sembilan hingga 12 tahun, termasuk empat dari apa yang Asir gambarkan sebagai “keluarga Taliban”.
Seorang juru bicara Taliban, yang berjuang untuk menggulingkan pasukan asing dan mengalahkan pemerintah yang didukung Amerika tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Korban sipil telah meningkat ke tingkat rekor tahun ini, meskipun ada upaya oleh Amerika Serikat dan gerilyawan Taliban untuk mencapai kesepakatan damai.
Misi Bantuan PBB pada Oktober 2019 lalu menyebutkan sebanyak 4.313 warga sipil terluka atau terbunuh antara Juli dan September, meningkat 42 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah korban termasuk lebih dari 1.000 kematian dan menjadi periode paling berdarah sejak 2009. Jumlah korban sipil selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi lebih dari 8.000.