Pentagon Akui akan Kuasai Ladang Minyak Suriah
Pasukan Amerika di dekat kilang minyak Suriah

Pentagon Akui akan Kuasai Ladang Minyak Suriah

Amerika Serikat mengakui secara terbuka akan terus menguasai dan mengendalikan ladang minyak Suriah.

“Misinya adalah kita akan mengamankan ladang minyak untuk melindungi agar tidak dikuasai ISIS dan aktor lain di wilayah ini,”  kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper.

Kepala Pentagon itu mengatakan Amerika akan memastikan bahwa Syrian Democratic Force (SDF) yang dipimpin Kurdi untuk menguasai ladang minyak tersebut.

“Karena sumber daya itu  penting,  agar SDF dapat melakukan misinya di kawasan itu, ” kata Esper  kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds Kamis 31 Oktober 2019 yang  dipublikasikan dalam di situs Pentagon.

Diminta untuk mengomentari apa yang dimaksud Presiden Trump dengan pernyataan berulangnya tentang perlunya untuk ‘mengambil’ dan ‘menyimpan’ minyak Suriah, Esper mengatakan bahwa dia menafsirkan sebagai kebutuhan untuk menolak akses ISIS ke ladang-ladang minyak tersebut.

Upaya Amerika untuk menguasai ladang minyak Suriah telah dikritik oleh Suriah dan sekutunya. Pekan lalu, militer Rusia menuduh Amerika telah menyelendupkan minyak dari Suriah senilai US$ 30 juta per bulan yang digunakan oleh Pentagon dan CIA. Moskow menyebut penyelundupan ini sebagai tindakan bandit internasional.

Menurut intelijen Rusia, penyelundupan minyak Suriah yang diawasi Amerika dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika dan kontraktor militer swasta, dengan perlindungan pasukan khusus dan kekuatan udara Amerika.

Pada hari Kamis, Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan bahwa terlepas dari “tindakan kriminal” Amerika, Trump mungkin menjadi presiden Amerika “terbaik” menyangkut Damaskus. “Dia adalah yang terbaik bukan karena kebijakan yang baik, tetapi karena dia yang paling jujur, dia berbicara langsung, [mengatakan] ‘kita perlu minyak’, ‘kami ingin menyingkirkan seseorang’, ‘kami ingin bertukar bantuan untuk uang. “Begitulah kebijakan Amerika. Apa yang bisa lebih baik daripada musuh yang jujur? ” kata Assad.

Suriah adalah pengekspor minyak dan gas yang relatif kecil, terutama dibandingkan dengan banyak negara tetangganya, dan hanya menghasilkan sekitar US$ 3,2 miliar dari penjualan minyak pada 2010, sebelum dimulainya perang saudara.

Setelah perang ekspor minyak resmi turun mendekati nol. Banyak cadangan minyak dan gas negara itu terletak di utara dan timur laut negara itu, daerah-daerah yang berada di bawah kendali milisi Suriah Kurdi yang didukung Amerika setelah kekalahan ISIS. Sebelum kehancurannya, ISIS mencuri minyak mentah dan menyelundupkannya ke luar negeri, menghasilkan puluhan juta dolar.