Amerika mengakui Rusia terus mengeksploitasi ketatnya persyaratan pernjualan senjata oleh Washington sebagai upaya untuk merebut pasar di berbagai dunia. Akibatnya, banyak negara akhirnya memilih untuk berbelok ke Moskow.
“Melalui pemasaran sistem yang ditargetkan seperti S-400, Rusia berupaya untuk mengeksploitasi persyaratan keamanan Amerika untuk menciptakan tantangan dalam kemampuan kami dalam hal hukum dan teknologi untuk memberi mereka kemampuan pertahanan paling canggih,” kata Asisten Menteri Dalam Negeri Amerika untuk Urusan Militer Politik Clarke Cooper saat berbicara di Meridian International Center, sebuah think-tank yang berbasis di Washington Kamis 31 Oktober 2019.
Cooper mengidentifikasi China dan Rusia sebagai pesaing strategis yang upayanya mengarah pada proliferasi senjata di seluruh dunia.
“Kami telah menempuh perjalanan panjang sejak AK-47 menjadi simbol pemberontakan yang didukung Soviet dari Asia Tenggara hingga Afrika. Hari ini, Rusia bekerja keras untuk mengirim varian dari sistem pertahanan udara S-400 di seluruh dunia, sementara China memasok segala sesuatu dari pengangkut personel lapis baja hingga drone bersenjatam, ” katanya sebagaimana dilaporkan Sputnik
Cooper mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya sejak Perang Dingin bahwa Amerika mulai kehilangan dominasi global dalam penjualan senjata, karena banyak negara “memandang bermitra dengan Amerika dalam hal pertahanan dan keamanan bukan sebagai keharusan, tetapi sebagai salah satu dari beberapa opsi .
Biro Urusan Militer Politik, yang diketuai Cooper sebagai Asisten Sekretaris, adalah penghubung Kementerian Luar Negeri dengan Departemen Pertahanan, dan mengawasi bantuan keamanan dan Foreign Military Sales.