Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dilaporkan akan mengakuisi hingga dua skuadron jet tempur F-16 Block 70 atau yang dikenal dengan sebutan viper. Jet-jet tempur ini diharapkan akan didatangkan bertahap pada rencana strategis 2020 hingga 2024.
F-16 Block 70 tidak seperti jet tempur Fighting Falcon yang pernah ada sebelumnya. Pesawat ini dibangun di atas ribuan pendahulunya dan pengalaman tempur yang telah terbukti, sekaligus membawa teknologi baru.
Inti F-16 Block 70 adalah radar Active Electronically Scan Array Northrop Grumman APG-83, yang didasarkan pada teknologi dari F-22 Raptor dan F-35. Radar ini dapat melacak lebih dari 20 target secara bersamaan. Radar juga dapat menghasilkan peta radar aperture sintetis resolusi 1ft dan memiliki jangkauan lebih dari 160 mil laut terhadap target darat.
Jet Block 70 dilengkapi dengan kokpit modern dengan Center Pedestal Display (CPD) baru yang menyediakan citra taktis pada layar beresolusi tinggi 6 “x 8”. Tampilan baru akan memungkinkan pilot untuk memanfaatkan sepenuhnya sensor baru Blok 70. Layar beresolusi tinggi ini memungkinkan pilot memanfaatkan sepenuhnya AESA dan menargetkan data pod.
CPD baru memungkinkan peta bergerak berwarna, lebih besar dan lebih mudah untuk mengelola Air-to-air Situation Displays, memperbesar fungsionalitas dengan kemampuan untuk mengalihkan informasi antar display, dan tampilan digital Flight Instrument Data. CPD juga kompatibel dengan Night Vision Imaging System.
Kokpit juga memiliki koneksi dengan Joint Helmet Mounted Cueing System II (JHMCS II), yang memungkinkan pilot mengambil keuntungan penuh dari Raytheon AIM-9X Sidewinder. Selanjutnya, sistem penghindaran tabrakan otomatis yang baru membantu mencegah pilot menabrak.
F-16V memiliki badan pesawat yang ditingkatkan dengan umur pemakaian struktural diperpanjang 12.000 jam dan dapat membawa tangki bahan bakar yang sesuai.
Untuk mendorong pesawat terbang di sekitar langit, Lockheed mengatakan bahwa jet Block 70 yang baru memiliki fitur mesin canggih. Meski Lockheed Martin tidak menyebutkan mesin apa, mengingat penandaan Block 70, pesawat itu kemungkinan besar akan didukung oleh General Electric F110-GE-132 yang memiliki daya sembur 32,500 lbf (144 kN) afterburning.
Lockheed Martin juga menawarkan kemampuan F-16V untuk membawa gudang senjata yang sangat besar.
Kemampuan operasional ditingkatkan melalui datalink tingkat lanjut, pod penargetan dan senjata; navigasi presisi GPS dan Automatic Ground Collision Avoidance System (Auto GCAS) yang dirancang khusus untuk mencegah kecelakaan mematikan. Auto GCAS dirancang untuk mengurangi insiden dari apa yang dikenal sebagai controlled flight into terrain atau CFIT.
Lockheed Martin memiliki lebih dari 36 tahun pengalaman dengan integrasi senjata F-16. Tidak ada perusahaan lain yang bisa menyamai pengalaman integrasi senjata ini. Dalam kontrak dengan Angkatan Udara Amerika dan beberapa pelanggan F-16, Lockheed Martin telah memiliki sertifikasi lebih dari 3.300 konfigurasi untuk lebih dari 180 jenis senjata.
Lockheed Martin memiliki alasan bagus untuk bersikap optimis tentang mengamankan penjualan F-16 Block 70. Meski F-35 adalah pesawat perang yang jauh lebih maju dan mampu daripada versi F-16 lainnya, tidak setiap negara membutuhkan Joint Strike Fighter atau bahkan diizinkan untuk menerima pesawat siluman tersebut. Dalam situasi seperti itu, F-16 Block 70 mungkin adalah pesawat tempur paling cakap yang tersedia banyak negara.
