Site icon

Inilah Kunci Keberhasilan Memburu Baghdadi

Melaui perburuan panjang pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar al-Baghdadi akhirnya tewas dalam sebuah serangan yang dilakukan pasukan khusus Amerika Serikat di Suriah.

Kunci penting dari penangkapan ini adalah ajudan Baghdadi bernama Ismael al-Ethawi tersebut itu memberi tim intelijen Irak informasi tentang bagaimana Baghdadi lolos dari penangkapan selama bertahun-tahun.

Mengutip dua pejabat keamanan Irak, Reuters melaporkan Senin 28 Oktober 2019, ajudan tersebut memberitahu Baghdadi kadang-kadang akan mengadakan pembicaraan strategi dengan para komandannya dalam minibus penuh sayuran untuk menghindari deteksi.

“Ethawi memberikan informasi berharga yang membantu tim agen multi-keamanan Irak menyelesaikan potongan-potongan puzzle yang hilang dari gerakan-gerakan Baghdadi dan tempat-tempat yang dulu dia sembunyikan,” kata salah seorang pejabat keamanan Irak.

“Ethawi memberi kami rincian tentang lima pria, termasuk dia, yang bertemu Baghdadi di Suriah dan berbagai lokasi yang mereka gunakan,” katanya kepada Reuters.

Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa Baghdadi meninggal  dengan “merintih dan menangis” dalam serangan oleh pasukan khusus Amerika di wilayah Idlib di barat laut Suriah.

Dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Trump mengatakan pemimpin ISIS itu tewas bersama tiga anaknya ketika ia meledakkan rompi bom setelah melarikan diri ke terowongan buntu saat serangan itu.

Upaya untuk menangkap Baghdadi telah membuat frustrasi badan-badan intelijen Barat dan Arab. Ethawi, dianggap oleh para pejabat intelijen Irak sebagai salah satu dari lima pembantu utama pemimpin ISIS. Dia bergabung dengan Al Qaeda pada 2006 dan ditangkap oleh pasukan Amerika pada 2008 dan dipenjara selama empat tahun.

Baghdadi kemudian menugaskan Ethawi dengan peran-peran kunci seperti memberikan instruksi dan pemilihan komandan ISIS. Setelah kelompok itu sebagian besar runtuh pada tahun 2017, Ethawi melarikan diri ke Suriah dengan istrinya yang orang Suriah.

Titik balik  datang awal tahun ini selama operasi bersama agen intelijen Turki dan Irak menangkap para pemimpin senior ISIS, termasuk empat warga Irak dan satu warga Suriah.

“Mereka memberi kami semua lokasi di mana mereka bertemu dengan Baghdadi di dalam wilayah Suriah dan kami memutuskan untuk berkoordinasi dengan CIA untuk mengerahkan lebih banyak sumber daya di dalam area-area ini,” kata salah seorang pejabat Irak, yang memiliki hubungan dekat dengan beberapa agen keamanan.

“Pada pertengahan 2019 kami berhasil menemukan Idlib sebagai tempat di mana Baghdadi pindah dari desa ke desa bersama keluarganya dan tiga pembantu dekat,” kata pejabat itu.

Citra satelit tentang wilayah yang menjadi tempat tinggal pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, menurut sumber itu, di dekat desa Barisha, Suriah. Citra diambil pada 28 September 2019 dan dirilis pada 27 Oktober 2019 oleh Maxar Technologies

Informan di Suriah kemudian melihat seorang pria Irak di pasar Idlib dan mengenalinya dari sebuah foto yang ternyata adalah ajudan Baghdadi. Intelijen kemudian mengikutinya dan membawanya ke rumah tempat Baghdadi tinggal.

“Kami menyerahkan detailnya ke CIA dan mereka menggunakan satelit dan drone untuk mengawasi lokasi selama lima bulan terakhir,” kata pejabat itu.

Dua hari lalu, Baghdadi meninggalkan lokasi bersama keluarganya untuk pertama kalinya, bepergian dengan minibus ke desa terdekat. “Itu adalah saat terakhirnya untuk hidup,” kata pejabat itu.

Hayat Tahrir al-Sham, kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra dan yang mendominasi Idlib, telah meningkatkan pencariannya sendiri untuk menemukan Baghdadi setelah menerima informasi dia berada di daerah itu. Front Nusra dan ISIS adalah rival yang terus berhadap-hadapan dalam pertempuran berdarah dalam perang Suriah.

Front Nusra, yang didirikan oleh Abu Mohamad al-Golani, adalah afiliasi resmi al Qaeda di Suriah sampai memisahkan diri pada tahun 2016.

Menurut komandan Hayat Tahrir al-Sham pihaknya baru-baru ini menangkap ajudan Baghdadi lain yang dikenal sebagai Abu Suleiman al-Khalidi, satu dari tiga pria terlihat duduk di samping Baghdadi dalam pesan video terakhirnya. “Penangkapan Khalidi adalah kunci” dalam pencarian untuk Baghdadi, “ kata komandan Front Nusra itu.

Komentarnya meningkatkan kemungkinan bahwa Hayat Tahrir al-Sham, yang menurut penduduk setempat diyakini memiliki kontak dengan pasukan Turki di barat laut Suriah, mungkin telah menyampaikan apa yang dia dapat kepada badan-badan intelijen lainnya.

Baghdadi mungkin telah menyimpulkan bahwa bersembunyi di Idlib adalah harapan terbaiknya setelah ISIS musnah di Irak dan Suriah. Dia bisa saja membaur, sementara keamanan yang lemah dan pos-pos pemeriksaan yang dioperasikan oleh kelompok-kelompok bersenjata dan jarang memeriksa kendaraan meningkatkan peluangnya untuk selamat, kata komandan itu.

Dia mengatakan Baghdadi diyakini telah berada di Idlib selama sekitar enam bulan, dan  alasan utamanya untuk berada di sana adalah untuk mencoba bersembunyi. Namun dia mengatakan Baghdadi masih dipandang sebagai ancaman besar karena kehadirannya akan menarik pendukung di daerah di mana ISIS memiliki sel-sel tidur.

Pejuang Hayat Tahrir al-Sham menggerebek kota Sarmin sekitar dua bulan lalu setelah menerima informasi tentang Baghdadi berada di sana, tetapi ia tidak ditemukan.

Exit mobile version