Syrian Democratic Force (SDF) dengan kekuatan utama Kurdi Suriah harus bersikap realistis melihat situasi yang berkembang saat ini. Amerika telah meninggalkan kelompok bersenjata yang dulunya didukung Amerika tersebut hingga pilihan terbaik adalah menuruti kesepakatan antara Rusia dan Turki.
Pasukan koalisi tersebut telah sepenuhnya mendukung perjanjian Sochi antara Rusia dan Turki dan bersedia untuk mundur penuh. Firat News Agency sebagaimana dikutip TASS Ahad 27 Oktober 2019 melaporkan mereka telah mulai menarik pasukan dari perbatasan Suriah-Turki,.
Koalisi SDF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka setuju untuk mengimplementasikan inisiatif Rusia guna menghentikan operasi militer Turki di timur laut Suriah. Keputusan itu dibuat setelah konsultasi intensif dengan Rusia.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa SDF telah meminta Rusia untuk “memenuhi komitmennya dan memastikan dialog konstruktif antara Kurdi Suriah dan pemerintah pusat di Damaskus.”
Laporan muncul hampir bersamaan dengan pernyataan koalisi bahwa milisi Kurdi mulai menarik pasukan mereka dari posisi yang terletak dekat dengan perbatasan Suriah-Turki. Di bawah kesepakatan Sochi, unit-unit Kurdi ini harus ditarik mundur dari perbatasan antara kedua negara pada jarak 32 km yang akan dijadikan zona aman untuk penempatan kembali pengungsi.
SDF adalah koalisi pasukan dengan mayoritas Kurdi Suriah yang menjadi kekuatan utama Amerika dalam perang melawan ISIS. Tetapi saat Turki memulai operasi militer dengan sandi Peace Springs untuk menyerang mereka, Presiden Donald Trump justru memerintahkan pasukannya meninggalkan Suriah. Hal ini menjadikan tentara Turki tanpa hambatan melaksanakan serangannnya.