Site icon

Untuk Pertama Kalinya Amerika Kirim Bomber ke Arab Saudi

Selain mengerahkan F-15E ke Uni Emirat Arab, dalam waktu yang hampir bersamaan Angkatan Udara Amerika juga mengerahkan sejumlah pembom B-1B Lancer ke Prince Sultan Air Base Arab Saudi. Ini adalah pertama kalinya Amerika mengirimkan bomber berat ke negara tersebut

Pengiriman terjadi dua minggu setelah Pentagon mengumumkan rencana untuk membentuk Air Expeditionary Wing penuh di pangkalan ini sebagai bagian dari penumpukan kekuatan di Arab Saudi setelah serangan rudal jelajah dan pesawat tak berawak ke fasilitas minyak Aramco beberapa waktu lalu. Amerika menuduh Iran ada di balik serangan tersebut.

Sebelum kedatangan B-1B yang juga dijuluki sebagai Bone siluman F-22 Raptor dan baterai rudal Patriot Amerika juga telah tiba di Prince Sultan Air Base.

Komando Pusat Angkatan Udara Amerika mengunggah video singkat pendaratan B-1B di Prince Sultan Air Base  atau PSAB pada 25 Oktober 2019, tetapi tidak mengatakan berapa banyak pembom yang dikerahkan dan untuk berapa lama.

Postingan itu juga mengatakan bahwa para pembom  terbang langsung dari Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth di South Dakota dan pesawat itu berasal dari Wing Bom ke-28. Video terpisah dari Air Force Global Strike Command menunjukkan setidaknya empat B-1B meninggalkan Ellsworth.

“B-1B adalah pembom strategis jarak jauh yang mampu menyerang musuh di lokasi mana pun di dunia,” kata Tweet tersebut. “Ini menunjukkan kemampuan PSAB untuk melakukan operasi tempur.”

Selain tampaknya menjadi yang pertama kalinya Angkatan Udara mengirim pembom ke Arab Saudi, penyebaran ini juga menandai kembalinya Bone ke Timur Tengah untuk pertama kalinya sejak Maret setelah mereka ditarik dari Angkatan Udara Udeid di Qatar.

Pada B-1B ditarik untuk pertama kalinya dalam bebearpa tahun, tidak ada pembom Angkatan Udara di Timur Tengah. Angkatan Udara juga mengungkapkan bahwa armada B-1 telah terlalu banyak bekerja dan menjadi terlalu berbahaya dengan penyebaran yang berlarut-larut ke wilayah tersebut.

Pada bulan Agustus 2019, kepala Komando Strategis Amerika saat itu, mengungkapkan bahwa hanya enam dari 62 B-1B, atau sekitar 10 persen armada, yang sepenuhnya mampu melakukan misi. Amerika Serikat telah mengirim pembom kembali ke Al Udeid pada bulan Mei, tetapi empat B-52, sebagai tanggapan terhadap laporan intelijen terkait tentang potensi ancaman terhadap kepentingan Amerika di wilayah tersebut dari Iran atau proksinya.

Kedatangan Bone di PSAB akan menunjukkan bahwa tingkat kesiapan untuk pesawat-pesawat tersebut telah meningkat setidaknya sampai tingkat tertentu.

Seperti halnya B-52, B-1B merupakan ancaman bagi Iran, atau lawan regional lainnya, yang menawarkan kemampuan untuk meluncurkan serangan rudal jelajah stand-off dari berbagai vektor.

Bone yang terbang dari Al Udeid secara khusus menunjukkan kemampuan ini ketika mereka mengambil bagian dalam serangan rudal yang dipimpin Amerika  terhadap infrastruktur senjata kimia di Suriah pada tahun 2018 menggunakan AGM-158A Joint Air-To-Surface Standoff Missiles (JASSM).

Exit mobile version