Pada 17 Oktober 2019, kapal selam nuklir Rusia meluncurkan sebuah rudal balistik antarbenua. Misil itu terbang ratusan mil sebelum jatuh ke laut lepas pantai Kutub Utara Rusia.
Tes profil tinggi ini, bagian dari latihan nuklir Thunder-2019 yang diawasi langsung oleh Presiden Putin. Masalahnya adalah dua misil yang seharusnya ditembakkan dan rencana itu tidak tercapai.
Masalah selama tes rudal tidak diketahui, dan dapat terjadi di negara mana pun. Kapal selam dirancang untuk membawa beberapa rudal untuk memastikan bahwa beberapa dapat ditembakkan.
Kapal selam rudal balistik atau yang juga disebut sebagai boomer Rusia saat ini membawa 16 rudal dan kapal kelas yang sama milik Angkatan Laut Amerika dapat membawa 24. Namun setiap kegagalan dipantau secara seksama untuk mendapatkan petunjuk tentang apa yang harus dibenahi.
Sumber-sumber Kementerian Pertahanan Rusia, yang dikutip oleh media Rusia, menyatakan bahwa keputusan untuk tidak menembakkan rudal kedua dibuat segera sebelum peluncuran. “Setelah mengevaluasi informasi tentang kondisi teknis salah satu rudal kapal selam yang diterima sebelum peluncuran, diputuskan untuk tidak menggunakannya dalam serangan pelatihan”.
Rudal yang dimaksud adalah tipe yang dikenal sebagai R29R, atau NATO menyebutnya Stingray. Rudal memiliki jangkauan 4.000 mil dan dapat mengirimkan hingga tujuh multiple independently reentry vehicles (MIRV).
Setiap hulu ledak 0,2 megaton dapat mencapai target yang berbeda. Ini berarti bahwa rudal memiliki muatan total sekitar 90 kali lebih besar daripada bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Rudal itu ditembakkan oleh satu-satunya kapal selam rudal balistik Kelas Delta-III Rusia yang tersisa yakni K-44 Ryazan. Kapal ini berbasis di wilayah pasifik, di seberang Pantai Barat Amerika. Dibangun pada tahun 1980, kapal selam ini dirombak beberapa tahun yang lalu dan masih dalam pelayanan aktif. Tapi Ryazan mewakili generasi kapal selam masa lalu.
Sebagaimana ditulis pakar kapal selam dan perang bawah laut HI Sutton di Forbes Selasa 22 Oktober 2019, banyak pencegah nuklir berbasis kapal selam Rusia seperti rudal Stingray dan kapal selam Delta-III telah mendekati akhir masa operasinya.
Tetapi armada kapal selam rudal nuklir yang lebih modern sudah dalam perjalanan untuk menggantinya. Sebanyak tujuh kapal selam Kelas Borei-II baru akan dibangun, melengkapi tiga kapal Borei-I yang sudah beroperasi. Ini semua jauh lebih modern daripada Delta-III, dan membawa rudal Bulava yang juga baru. Namun Bulava, sendiri mengalami