Pemerintah Jepang memutuskan untuk bergabung dengan program Artemis NASA yakni upaya Amerika untuk kembali mengirim manusia ke bulan. Belum jelas rincian tentang bagaimana kontribusi Jepang terhadap program tersebut.
Dalam pernyataan 18 Oktober yang diposting di Twitter, kantor Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa Markas Strategis Kebijakan Luar Angkasa Nasional atau Strategic Headquarters for National Space Policy telah memutuskan negara itu akan bergabung dengan NASA yang dapat membawa astronot Jepang suatu hari menginjakkan kaki di bulan.
“Pada akhirnya, Jepang juga akan membuka halaman baru yang mengarah ke eksplorasi bulan dan ruang angkasa,” kata Abe dalam pernyataan berbahasa Inggris. “Hari ini, kami memutuskan kebijakan untuk berpartisipasi dalam usaha baru Amerika yang menantang, sebagai sekutu yang terhubung dengan ikatan kuat.”
Dalam dokumen berbahasa Jepang, pemerintah menguraikan beberapa alasan untuk berpartisipasi dalam upaya yang dipimpin NASA, termasuk diplomasi dan keamanan, daya saing internasional, peluang komersial, dan dukungan untuk misi selanjutnya ke Mars.
“Program ini bertujuan untuk mempertahankan stasiun ruang angkasa yang mengorbit bulan, penjelajahan berawak dari permukaan bulan, dan kegiatan lainnya, dan Mars dan tujuan lainnya juga dalam pemandangan kami,” kata kantor Abe sebagaimana dilaporkan Space.com Ahad 20 Oktober 2019.
Pernyataan Jepang mengatakan negara tersebut akan bekerja dengan NASA dan mitra lainnya untuk mengoordinasikan partisipasinya dalam beberapa cara termasuk menawarkan teknologi yang dapat mendukung Gateway bulan, menyediakan layanan logistik dengan kendaraan kargo HTV-X generasi berikutnya. Selain itu juga teknologi berbagi data yang digunakan untuk pemilihan lokasi pendaratan bulan dan layanan transportasi bulan lainnya.
Jepang menjadi negara antariksa besar kedua yang mengumumkan niatnya untuk bekerja sama dalam Artemis. Pada bulan Februari, Kanada mengumumkan akan mengembangkan robot untuk Gateway, menghabiskan sekitar US$ 1,5 miliar selama 24 tahun ke depan.
“Kami tidak akan melakukan sesuatu yang baru. Kita akan menggunakan sistem yang sama ketika kita bergerak maju, ” kata Sumara Thompson-King, penasihat NASA selama diskusi panel di sebuah konferensi hukum ruang angkasa Universitas Nebraska College 18 Oktober.