Secara logika ikan besar dan lambat yang hidup di Amazon ini akan menjadi makanan empuk bagi Piranha, tetapi ternyata tidak. Inilah yang membuat Angkatan Udara Amerika tertarik untuk meneliti menelitinya guna menciptakan teknologi canggih.
Arapaima, adalah ikan torpedo yang bergerak lambat ini ternyata tidak bisa dimakan oleh Piranha. Angkatan Udara Amerika atau USAF berharap mempelajari kemampuan tersebut untuk bisa menciptakan sistem perlindungan yang lebih baik bagi manusia dan pesawat terbang mereka.
Ikan Arapaima bisa ditemukan di Brasil, Peru, dan Guyana dan mungkin merupakan ikan air tawar terbesar di dunia dengan panjang bisa mencapai 10 kaki dan berat hingga 440 pon. Ikan-ikan itu mengambil udara di permukaan dan menahan udara untuk bertahan hidup bahkan di perairan rendah oksigen.
Salah satu hal yang membuat Arapaima dapat menahan gigi tajam pemangsa, terutama piranha karena sisiknya yang berevolusi. Menurut Reuters, sisik dikatakan kedap air namun tetap fleksibel. Para peneliti menyebut evolusi selama jutaan tahun di dekat ikan mematikan seperti piranha membuat sisik semacam itu tumbuh.
Sebagaimana ditulis Popular Mechanics Sabtu 19 Oktober 2019, tes-tes laboratorium mengungkapkan bahwa sisik-sisik itu memiliki lapisan luar yang keras dan termineralisasi untuk menahan penetrasi tetapi fleksibel karena kolagen yakni protein struktur utama pada kulit dan jaringan ikat lainnya dalam tubuh. Tekanan seperti gigitan yang kuat mungkin akan membuat cacat tetapi tidak menghancurkan kolagen.
Angkatan Udara Amerika tidak begitu tertarik dengan membuat sisik ikan tetapi menggunakan susunan dari sisik ini bisa menjadi pelindung yang efektif terutama untuk personelnya.
Pada 2013, Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley dan UC Berkeley mempelajari sisik ikan Arapaima dan menemukan serat kolagen di ikan tersebut tersusun dalam lembaran paralel, dengan setiap lapisan sedikit bengkok dibandingkan dengan yang di atas dan di bawah.
“Lapisan bagian dalam Arapaima dapat berputar dan mengompres ketika berada di bawah tekanan. Sisik mengubah arah mereka secara realtime untuk melawan kekuatan. Itu meningkatkan kekuatan dan kemampuan mereka untuk tidak patah. ”