Erdogan ke NATO: Anda Pilih Kami atau Teroris?

Erdogan ke NATO: Anda Pilih Kami atau Teroris?

Presiden Turki Tayyip Erdogan belum mengambil langkah mundur dari operasi militernya yang digelar di Suriah meski mendapat tekanan dari sekutu NATO. Bahkan dia menantang aliansi itu untuk membuat pilihan tegas antara Ankara atau teroris.

Sebelumnya dia menekankan tekad negara itu untuk bertahan dengan kampanye militer melawan Kurdi dan ISIS yang tersisa di daerah  dan tidak peduli apa yang dikatakan orang. Sekutu NATO telah mengambil sikap dengan mengecam dan menangguhkan ekspor militer ke Ankara.

“Kami adalah anggota NATO, dan piagam aliansi memiliki Pasal 5 (mendesak tanggapan semua anggota aliansi ketika salah satu dari mereka diserang). Kami berada di bawah ancaman organisasi teroris. Dan sesuai dengan Pasal 5, NATO harus bersama kami, ” katanya kepada wartawan Senin 14 Oktober 2019 sebagaimana dikutip Sputnik.

“Apakah Anda bersama kami atau dengan teroris? Tidak ada jawaban pasti,” lanjut  Erdogan.

Dia menambahkan para pemimpin Eropa, setidaknya dengan siapa ia baru-baru ini berbicara melalui telepon, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, telah menemukan diri mereka “Di bawah tekanan  yang serius.”

Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper mengatakan dalam wawancara CBS pada hari Minggu bahwa pasukan Amerika sebagian besar terperangkap di Suriah :

“Kami memiliki pasukan Amerika yang kemungkinan terjebak di antara dua pasukan yang bertempur dan ini adalah situasi yang sangat tidak dapat dipertahankan. Saya berbicara dengan Presiden tadi malam, setelah berdiskusi dengan anggota tim keamanan nasional lainnya, dan ia memerintahkan agar kami memulai penarikan pasukan  dari Suriah utara, “kata Esper.

Dia menambahkan sekitar 1.000 tentara Amerika ditempatkan di bagian utara  Suriah  dan sebagian kecil di selatan.

Sementara itu negara-negara Uni Eropa mendesak kepada semua anggotanya untuk menghentikan ekspor senjata ke Turki.

Uni Eropa setuju untuk mengoordinasikan kebijakan penjualan senjata ke Turki dan mengutuk negara itu atas keputusannya untuk berperang melawan militan Kurdi di wilayah Suriah. Para menteri luar negeri dari blok itu juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan operasi Turki.

Tentara Suriah juga meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut, merebut kota Tabqah, yang sebelumnya dikendalikan oleh pasukan Kurdi, di provinsi Raqqa.