Amerika Tarik Mundur 1.000 Pasukan dari Suriah Utara
Tentara Amerika di Suriah

Amerika Tarik Mundur 1.000 Pasukan dari Suriah Utara

Menteri Pertahanan Mark Esper dalam wawancara untuk “Face the Nation” CBS mengatakan Amerika akan menarik sekitar 1.000 tentara dari Suriah utara . Pada saat yang sama, Esper menepis anggapan bahwa langkah itu, yang akan membuat Kurdi Suriah sendirian dalam konfrontasi dengan pasukan Turki.

Esper mengatakan penarikan mundur sebagai langkah untuk memastikan bahwa pasukan Amerika tidak dalam bahaya.

Esper menjelaskan bahwa Syrian Democratif Force (SDF) yang didominasi Kurdi berencana untuk menegosiasikan bantuan dari Damaskus dan Rusia untuk menahan serangan Turki. Mengingat hal ini, ia berbicara kepada presiden Amerika untuk mencari cara agar pasukan Amerika tidak berakhir di tempat yang terjal.

“Dalam 24 jam terakhir  kami telah menyadari SDF berusaha untuk membuat kesepakatan dengan Suriah dan Rusia untuk melakukan serangan balik terhadap Turki. Jadi kami menemukan diri kami sendiri, kami memiliki pasukan Amerika yang kemungkinan terjebak di antara dua pasukan yang maju dan saling melawan  dan ini adalah situasi yang sangat tidak bisa dipertahankan,” kata Esper Ahad 13 Oktober 2019.

Menteri Pertahanan juga mencatat bahwa pasukan Amerika yang ditempatkan di Suriah masih memiliki hak untuk membela diri dan karenanya akan membalas jika mereka diserang oleh pasukan apa pun.

Pentagon sebelumnya mengkonfirmasi bahwa beberapa tembakan Turki di dekat kota Kobani di Suriah utara jatuh di dekat  pasukan Amerika yang ditempatkan di pos pengamatan di sana. Washington bersikeras bahwa Ankara mengetahui di mana pasukannya berada, sementara Turki bersikeras bahwa mereka tidak pernah bermaksud untuk menyerang pasukan Amerika.

Amerika pertama kali mengumumkan rencananya untuk menarik pasukan dari utara Suriah hanya beberapa hari sebelum dimulainya secara resmi Operasi Peace Spring yang digelar Turki menargetkan pasukan Kurdi di sebelah timur Sungai Eufrat. Keputusan itu mengejutkan bagi Kurdi yang selama ini menjadi kekuatan penting Amerika melawan ISIS.