Amerika Serikat telah meninggalkan Kurdi dan Turki pada 9 Oktober 2019 mulai membombardir kota-kota Kurdi di dekat perbatasan Suriah-Turki.
Tapi jangan berharap invasi Turki akan berjalan tanpa hambatan. Kurdi di Suriah utara memiliki senjata penting dalam perang saudara Suriah selama delapan tahun yakni amunisi anti-tank dipandu atau anti-tank guided munitions (ATGM). Turki di masa lalu telah kehilangan tank dalam serangan berkala besar mereka ke Suriah.
“Mereka akan kehilangan lebih banyak. Akan ada banyak perlawanan jika mereka melintasi perbatasan,” kata Mazlum Kobani, komandan milisi yang dipimpin Kurdi kepada The New York Times. “Kami tidak akan menerimanya di tanah kami dengan cara apa pun.”
Kelompok-kelompok pemberontak di Suriah mulai mengakuisisi ATGM dalam jumlah berarti sekitar tahun 2014 dan menggunakan mereka untuk melawan lapis baja Suriah.
Rudal anti-tank China, Rusia dan Eropa telah digunakan di Suriah. Tapi bisa dibilang rudal yang paling penting adalah TOW buatan Amerika. Dengan hulu ledak 10 pound dan jarak serang dua mil, TOW yang dipandu wire atau kawat adalah salah satu senjata paling mematikan di medan perang Suriah.
Tidak jelas siapa yang menyediakan TOW, yang hanya dibuat di Amerika Serikat tersebut. Arab Saudi dilaporkan membayar sejumlah rudal awal. Washington mulai tahun 2017 memasok persenjataan berat kepada pasukan Kurdi termasuk ribuan senapan mesin dan granat berpeluncur roket, tetapi pemerintah Amerika menolak mengatakan apakah pengiriman senjata mencakup TOW atau ATGM serupa seperti Javelin yang lebih kecil.
Bagaimanapun, rudal anti-tank dengan cepat berkembang biak di Suriah ketika berbagai kelompok bersenjata membeli, mencuri atau merebut senjata. Ketika pasukan Turki pada bulan Desember 2016 menyerang pasukan ISIS di kota Al Bab, Suriah, rudal militan melakukan kerja cepat melawan tank-tank Turki. Pasukan Kurdi melancarkan serangan mereka sendiri di sekitar Al Bab, sebagian besar menargetkan Turki.
Menurut Bellingcat, sebuah kelompok jurnalisme investigatif dalam tiga bulan pasukan Turki kehilangan 10 tank atau lebih, tiga kendaraan tempur infanteri dan pengangkut personel lapis baja, sebagian besar karena ATGM,.
Erdogan dan para komandannya secara terbuka khawatir tentang persenjataan berat yang mendarat di tangan Kurdi. “Kami ingin percaya bahwa sekutu kami akan lebih suka berpihak pada kami, bukan dengan organisasi teroris,” kata Erdogan pada Mei 2017.
“Setiap senjata yang disita oleh [Kurdi] adalah ancaman bagi Turki,” kata menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu sekitar waktu yang sama.
Pada tahun 2017, YPG – sebuah kelompok bersenjata Suriah-Kurdi yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris – mengedarkan sebuah video yang tampaknya menggambarkan pasukannya menembakkan sebuah TOW di sebuah tank milik pemberontak Suriah yang pro-Turki di Suriah utara.
Aaron Stein, seorang anggota senior di Dewan Atlantik menyebut video tersebut sebagai “diplomasi ATGM.”
“YPG telah menggunakan diplomasi ATGM selama masa krisis dengan Turki, tetapi saya tidak yakin apakah ini merupakan kebetulan atau upaya memberi sinyal, ” kata Stein kepada Military Times.
Jenis senjata yang sama merupakan ancaman besar bagi tank-tank Turki. “Operasi Turki di Al Bab jauh dari mengesankan dan [ISIS] dapat menggunakan ATGM untuk efek yang besar,” kata Stein.
Dengan Trump telah meninggalkan Kurdi meskipun ada protes dari banyak pihak di dalam negeri, sepertinya kelompok Kurdi tidak akan menerima pengiriman TOW baru atau ATGM lain dalam waktu dekat.
Tetapi ada banyak sumber lain dari rudal anti-tank. “Jika Anda memiliki uang, Anda dapat menemukan sistem TOW,” kata Shervan Derwish, seorang komandan SDF kepada Military Times.
