Tak lama setelah Washington mengumumkan penarikan pasukannya dari Suriah utara pada Minggu Presiden Trump mengomel di Twitter memperingatkan Turki bahwa jika serangannya berlebihan pihaknya akan memberi sanksi yang bisa melenyapkan ekonomi Turki. Ankara pun tidak perduli dengan ancaman tersebut.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay menyatakan Ankara tidak akan menyerah pada ancaman terkait rencananya untuk melancarkan operasi militer di Suriah.
“Pesan kami kepada komunitas internasional sudah jelas: Turki bukan negara yang akan tergerak oleh ancaman. Sejauh menyangkut keamanan Turki, kami menentukan jalan kami sendiri, ”kata Oktay kepada wartawan di Ankara, Selasa 8 Oktober 2019.
Dia memperingatkan bahwa Turki tidak akan mentolerir penciptaan koridor teror di sebelah perbatasan mereka, apa pun risikonya.
“Posisi kami akan tetap tidak berubah ketika menyangkut keamanan perbatasan kami dan masa depan saudara-saudara Suriah, serta integritas teritorial dan kesatuan politik Suriah,” tambah Oktay.
Menurut dia, 370.000 pengungsi Suriah telah pulang ke daerah-daerah di barat laut Suriah, tempat Turki sebelumnya melakukan operasi militer “Euphrates Shield” dan “Olive Branch”.
“Sekarang waktunya telah tiba untuk menciptakan zona keamanan di sebelah timur Eufrat. Turki akan menangani para teroris yang mengancam negara kita dari perbatasan selatan dan juga akan memfasilitasi kembalinya pengungsi Suriah ke tanah air mereka, ”tutup Oktay.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Donald Trump mengancam akan menghancurkan dan melenyapkan perekonomian Turki jika dia menganggap langkah Ankara di luar batas.
Sebelumnya, dia memutuskan untuk menarik pasukannya dari Suriah dan memberi jalan kepada Turki untuk melakukan serangan. Keputusan itu kemudian mendapat kecaman banyak pihak yang kemungkinan membuat Trump berubah sikap hanya beberapa jam kemudian dengan mengancam Turki.