Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO sedang memikirkan cara untuk mengatasi aktivitas kapal selam Rusia yang dinilai semakin tinggi dan mengancam.
Pada September 2019 lalu, angkatan laut dari beberapa anggota blok, seperti Belgia, Italia, Turki, Polandia, Inggris, dan Amerika , melakukan latihan militer di lepas pantai Portugal dalam upaya untuk mempelajari teknik pengawasan yang diperlukan untuk deteksi kapal selam musuh. Armada kapal selam Rusia ditunjuk sebagai “musuh” di wargames tersebut.
Lebih dari selusin sistem berbeda diuji selama manuver. Secara khusus, aliansi mengerahkan drone REMUS 600 untuk mendeteksi kapal bawah air.
Blok pertahanan itu sebelumnya mengakui bahwa mereka tidak memiliki jumlah kapal modern yang dilengkapi dengan sistem sonar memadai hingga memungkinkan untuk mendeteksi kapal selam musuh. Selain itu, armada yang ada tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan lautan di dunia untuk memprediksi potensi serangan.
Menurut para ahli, rencana NATO untuk bisa mendeteksi kapal selam pada akhirnya akan menjadi dalih untuk menambah anggaran pertahanan nasional mereka. Pentagon akan mencoba meyakinkan bahwa anggaran militer yang sudah sangat besar tidak cukup untuk membeli peralatan yang cukup untuk mengendalikan semua lautan.