Mesir mengatakan bahwa pembicaraan dengan Sudan dan Ethiopia mengenai pengoperasian bendungan pembangkit listrik tenaga air senilai US$ 4 miliar yang sedang dibangun Ethiopia di sungai Nil menemui jalan buntu, dan menyerukan mediasi yang melibatkan dunia internasional.
Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD), yang diumumkan pada tahun 2011, dirancang untuk menjadi pusat dari upaya negara Tanduk Afrika tersebut untuk menjadi eksportir daya terbesar di benua itu dengan menghasilkan lebih dari 6.000 megawatt.
Tetapi Mesir khawatir bendungan akan membatasi aliran Sungai Nil yang menjadi sumber kehidupan ekonomi ketiga negara tersebut. Sungai ini mengalir dari dataran tinggi Ethiopia melalui padang pasir Sudan dan ke ladang serta waduk di Mesir.
Sungai Nil juga memenuhi 90% kebutuhan air tawar Mesir dan mereka menginginkan reservoir GERD untuk melepaskan air dengan volume yang lebih tinggi daripada yang dijamin Ethiopia.
“Pembicaraan telah menemui jalan buntu sebagai akibat dari tidak fleksibelnya pihak Ethiopia,” kata kementerian sumber daya air dan irigasi Mesir dalam sebuah pernyataan Sabtu 5 Oktober 2019 sebagaimana dilaporkan Reuters.
“Mesir telah menyerukan untuk melibatkan pihak internasional dalam negosiasi Dam Renaissance untuk memediasi antara tiga negara dan membantu mencapai kesepakatan yang adil dan seimbang,” katanya setelah pembicaraan di ibukota Sudan Khartoum antara menteri sumber daya air tiga negara. .
Mesir tidak mengatakan siapa yang harus menjadi penengah, tetapi presiden meminta Amerika Serikat akan memainkan “peran aktif dalam hal ini”.
Pada Jumat, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat mendukung negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan yang kooperatif, berkelanjutan, dan saling menguntungkan untuk mengisi dan mengoperasikan bendungan.
Menteri Ethiopia dalam pembicaraan itu, Seleshi Bekele, menolak permintaan mediator Mesir. “Mengapa kita membutuhkan mitra baru? Apakah Anda ingin memperpanjang (negosiasi) untuk waktu yang tidak terbatas? ”katanya kepada wartawan.
Ethiopia bulan lalu menolak proposal Mesir untuk mengoperasikan bendungan. Addis Ababa tidak mengatakan berapa banyak air yang ingin dilepaskan, tetapi Mesir ingin bendungan melepaskan minimal 40 miliar meter kubik air per tahun.
Yasser Abbas, menteri sumber daya air Sudan, mengatakan Ethiopia telah mengusulkan pada pembicaraan untuk mengisi reservoir bendungan dalam empat hingga tujuh tahun.
“Kesepakatan telah dicapai dalam banyak hal tetapi ada beberapa ketidaksepakatan yang akan ditangani oleh komite penelitian,” katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.