Pentagon telah dana hampir US$ 11 miliar atau sekitar Rp155 triliun untuk Badan Pengembangan Ruang Angkasa atau Space Development Agency (SDA) yang kontroversial selama lima tahun ke depan.
SDA, yang terpisah dari Pasukan Luar Angkasa yang diusulkan Presiden Donald Trump, didirikan pada bulan Maret dan diumumkan oleh Menteri Pertahanan Patrick Shanahan. Badan ini dibangun sebagai tanggapan terhadap kemampuan yang terus meningkat dari China dan Rusia untuk menghancurkan kemampuan antariksa Amerika.
Meski agen baru-baru ini menerima US$ 150 juta, dokumen yang diperoleh Bloomberg awal bulan ini mengungkapkan bahwa Pentagon sekarang meminta anggaran kecil hingga sekitar $ 259 juta untuk tahun fiskal 2021.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, pejabat SDA ingin menggenjot anggaran mereka menjadi US$ 1,1 miliar pada tahun 2022, US$ 1,9 miliar pada tahun 2023 dan US$ 3,67 miliar pada tahun 2024. Peningkatan itu mencapai puncak pada tahun fiskal 2025, dengan Departemen Pertahanan Amerika meminta US$ 3,68 miliar.
Menurut SDA badan mereka berniat menggunakan dana tersebut untuk membangun dan “notional space architecture” -nya, konstelasi enam lapis yang terdiri dari ratusan satelit dan dirancang untuk menargetkan senjata hipersonik Rusia dan China. Bahkan diperkirakan akan ada 1.200 satelit yang digunakan.
Tidak jelas bagaimana permintaan anggaran Pentagon akan diterima, karena SDA telah melihat perubahan drastis dalam kepemimpinan dan menjadi subyek kritik di dalam negeri dan internasional dalam tujuh bulan terakhir.

Purnawirawan Kolonel Angkatan Udara Fred Kennedy, yang juga menjabat sebagai penasihat kebijakan senior di Divisi Keamanan Nasional dan Urusan Internasional Kantor Kebijakan dan Teknologi Gedung Putih, keluar dari perannya sebagai kepala SDA pada bulan Juni.
Pakar ruang angkasa Derek Tournear telah mengisi posisi sebagai direktur pelaksana sejak saat itu, tetapi agensi itu belum mengumumkan kepala baru dan telah mendapat kritik bipartisan dari Kongres.
Pada skala internasional, hanya beberapa hari setelah Shanahan mengumumkan penciptaan SDA Pentagon, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengecam upaya Washington dan berpendapat negara itu ingin mengubah “ruang angkasa menjadi medan perang baru.”
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa retorika Amerika yang meningkat tentang potensi ancaman luar angkasa dari Rusia dan China adalah upaya untuk menemukan alasan agar bisa “membangun supremasi militer unilateral dan untuk melakukan penelitian dan mengembangkan senjata canggih.”
Terlepas dari berbagai kritik ini, juru bicara SDA Jennifer Elzea mengatakan kepada Bloomberg Jumat 4 Oktober 2019 bahwa badan tersebut berkomitmen untuk tujuannya “memanfaatkan pengembangan satelit kecil komersial dan membuat sedikit perubahan untuk sistem militer.”