India mengingatkan kepada Pakistan untuk tidak sembarangan menantang perang karena mereka yakin memiliki kekuatan untuk memberi pukulan lebih besar kepada tetangganya tersebut.
“Dengan meningkatnya kekuatan Angkatan Laut India dan tekad kuat pemerintah kita India mampu memberikan pukulan yang jauh lebih besar,” kata Menteri Pertahanan Rajnath Singh sebagaimana dilaporkan Sputnik Sabtu 28 September 2019.
Pernyataan itu muncul setelah sebuah pernyataan yang dibuat oleh PM Pakistan Imran Khan di Majelis Umum PBB pada Jumat 27 September 2019, di mana ia mengancam India dengan perang nuklir atas masalah Kashmir.
“Pakistan perlu memahami bahwa Angkatan Laut India telah menjadi jauh lebih kuat dengan masuknya INS Khanderi. Mereka harus mengetahui kemampuan kita dan kita dapat menggunakannya jika diperlukan,” kata Singh, merujuk pada kapal selam serangan kelas Scorpene kedua Angkatan Laut secara resmi ditugaskan pada Sabtu 28 September 2019 di Mumbai.
“India bangga dengan Angkatan Lautnya dan tidak pernah bisa melupakan peran luar biasa yang dimainkannya dalam perang 1971 ketika Operasi Trident dan Operasi Python mematahkan tulang punggung Angkatan Laut Pakistan,” kenang Singh.
Namun demikian, Singh menekankan bahwa Angkatan Laut India tidak akan menimbulkan ancaman bagi tetangga yang cinta damai dan pada kenyataannya ingin membangun “rasa percaya diri dan rasa saling percaya dengan semua negara besar dan kecil di Wilayah Samudera Hindia”.
Sebelumnya pada hari Jumat, Imran Khan mengatakan bahwa akan ada pertumpahan darah di Kashmir begitu jam malam di lembah dicabut.
“Jika perang konvensional dimulai antara kedua negara, seandainya sebuah negara yang tujuh kali lebih kecil dihadapkan dengan pilihan untuk menyerah atau berjuang sampai akhir”.
“Ketika sebuah negara nuklir berjuang sampai akhir, ia memiliki konsekuensi jauh melampaui perbatasan. Ini adalah ujian PBB. Anda adalah orang yang menjamin hak Kashmir (menentukan nasib sendiri). Ini bukan waktunya untuk menenangkan tapi untuk mengambil tindakan,” kata Khan saat menyampaikan pidatonya.
Wilayah Kashmir telah menjadi batu sandungan dalam hubungan antara kedua negara tetangga, India dan Pakistan, selama bertahun-tahun.
Meskipun gencatan senjata tercapai pada tahun 2003 setelah beberapa konflik bersenjata, ketidakstabilan di wilayah ini terus berlanjut.
Ketegangan meningkat pada Agustus setelah India mencabut status khusus negara bagian Jammu dan Kashmir. Di bawah inisiatif baru pemerintah India, Jammu dan Kashmir akan dibagi menjadi dua wilayah yang akan berada di bawah kendali New Delhi.
Bereaksi terhadap keputusan itu, Pakistan mengusir duta besar India, menghentikan perdagangan bilateral dan berjanji untuk mengangkat masalah ini dengan Mahkamah Internasional