Angkatan Laut Amerika menyatakan tingkat kemampuan misi atau mission-capable (MC) pesawat andalan F / A-18 Hornet dalam banyak variannya kini mencapai 80%. Angka ini dicapai lebih cepat dari jadwal.
“Ini merupakan tahun bagi penerbangan Angkatan Laut,” Wakil Laksamana DeWolfe H. Miller, kepala Angkatan Udara Angkatan Laut, mengatakan dalam siaran pers Selasa 25 September 2019. “Saya sangat bangga dengan pelaut, rekan tim sipil, dan mitra industri kami.”
Pada September 2018, Menteri Pertahanan Amerika James Mattis saat itu memerintahkan Angkatan Udara dan Angkatan Laut untuk meningkatkan tingkat kesiapan tempur pesawat utama mereka yang dinilai rendah. Tenggat waktu itu adalah 30 September, dan armada F / A-18 Angkatan Laut lebih siap dari sebelumnya.
Permintaan Mattis menyangkut pesawat F-16 dan F-22 Angkatan Udara AS, F / A-18 Angkatan Laut dan F-35 yang dioperasikan baik oleh USAF maupun US Navy.
“Agar perubahan menjadi efektif dan efisien, kita harus fokus pada memenuhi prioritas kita yang paling kritis terlebih dahulu,” tulis Mattis dalam memo September 2018.
US Navy mengatakan setelah hampir satu dekade “mempertahankan secara teratur antara 250-260 [mission-capable] F / A-18, Angkatan Laut sekarang mempertahankan lebih dari 320 Super Hornets dalam status MC dan akan mencapai 341 Super Hornet dan 93 pesawat Growler ini bulan, “kata rilis. Pada saat perintah Mattis, kesiapan mereka mencapai sekitar 50%.
Angkatan Laut telah mengoperasikan McDonnell Douglas F-18 sejak 1984 bersama dengan pesawat berbasis kapal induk lainnya, tetapi pada 2000-an Hornet menjadi jet tempur utama. Jet tempur ini kemudian dikembangkan untuk menggantikan banyak pesawan seeperti perang elektronik EW-6B Prowler dan pesawat antikapal S-3 Viking, yang digantikan EA-18G Growler dan juga melahirkan F / A-18 E/F Super Hornet.