Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres benar-benar khawatir dengan perkembangan situasi di Timur Tengah saat ini, terutama setelah serangan terhadap fasilitas minyak Aramco Saudi. Sedikit saja salah perhitungan, perang bisa pecah di kawasan tersebut.
“Serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi benar-benar tidak dapat diterima dengan dunia sekarang menghadapi risiko konflik bersenjata besar di Teluk Persia,” kata Guterres saat berbicara di sidang Majelis Umum PBB Selasa 24 September 2019.
Guterres memperingatkan bahwa “Dalam konteks di mana kesalahan perhitungan kecil dapat menyebabkan konfrontasi besar, kita harus melakukan segala yang mungkin untuk mendorong alasan dan menahan diri.”
“Kami menghadapi kemungkinan konflik bersenjata yang mengkhawatirkan di Teluk,” tambahnya.
Pernyataan Guterres mengikuti serangan kembar terhadap dua fasilitas pemrosesan minyak Saudi awal bulan ini. Amerika dan beberapa sekutunya menuduh Iran terlibat dalam serangan itu, tuduhan yang dibantah Teheran.
Milisi Houthi Yaman, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan 14 September, menyerukan upaya oleh sejumlah kekuatan untuk menyarankan bahwa siapa pun selain diri mereka sendiri yang bertanggung jawab atas serangan itu sebagai tanda “pengecut.”
Milisi ini juga memperingatkan bahwa Arab Saudi akan menghadapi serangan baru dan lebih menyakitkan, mematikan dan destruktif jika koalisi yang dipimpin oleh kerajaan itu terus melakukan serangan ke Yaman.
Sedangkan Iran dengan tegas menolak tuduhan sebagia pelaku serangan dan mengatakan bahwa Washington sedang berubah dari dalam kebijakan ‘tekanan maksimum’ ke ‘penipuan maksimum.’