Siapa yang tak kenal Rambo, personel Green Beret Angkatan Darat Amerika yang sakti mandraguna. Saking hebatnya, dia bisa memporak-porandakan pasukan Vietnam sendirian. Benar-benar seorang prajurit super. Tetapi itu hanya kisah di film saja.
Namun kini Amerika mungkin akan bisa membentuk prajurit yang lebih tangguh dibandingkan sekarang ini. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Amerika Serikat mengumumkan sedang mempertimbangkan penelitian untuk pengeditan gen manusia untuk memberi pasukan militer mereka kemampuan lebih baik untuk melindungi diri dari perang biologi dan kimia.
Direktur DARPA Steven Walker mengungkapkan bahwa dinas militer Amerika mungkin menjadi sedikit lebih invasif jika para peneliti dapat berhasil mengedit dan mengontrol gen tentara untuk tujuan perlindungan.
“Mengapa DARPA melakukan ini? [Untuk] melindungi prajurit di medan perang dari senjata kimia dan senjata biologis dengan mengendalikan genom mereka – memiliki genom menghasilkan protein yang secara otomatis akan melindungi prajurit dari dalam ke luar,” jelas Walker saat berbicara di sebuah panel di Center for Strategic and International Studies Senin (23/09/2019).
Direktur mengakui bahwa ide itu mungkin terdengar keluar dari bidang kiri, tetapi bersikeras bahwa pengeditan gen agensi terutama akan difokuskan pada melindungi anggota layanan daripada berusaha untuk meningkatkan mereka – setidaknya pada tahap awal.
“Semua teknologi memiliki penggunaan ganda. Anda dapat menggunakannya untuk kebaikan, dan Anda dapat menggunakannya untuk kejahatan. DARPA menggunakannya untuk kebaikan untuk melindungi prajurit perang kami,” klaim pejabat itu sebagaimana dikutip dalam rilis Departemen Pertahanan Amerika.
Jika penelitian ini membuahkan hasil, DARPA juga percaya bahwa memiliki kemampuan untuk mengedit gen tentara akan berguna untuk vaksin alternatif.
“Anda tidak dapat menimbun cukup vaksin atau kemampuan antivirus untuk melindungi populasi dari itu di masa mendatang. Ini semua adalah penelitian pada saat ini – kami belum memiliki kemampuan,” kata Walker. “Tapi itu sebabnya kamu ingin benar-benar membuat tubuhmu menjadi pabrik antibodi, jika memungkinkan.”
