Suriah Tembak Jatuh Drone Penuh Bom Cluster

Suriah Tembak Jatuh Drone Penuh Bom Cluster

Tentara Suriah berhasil menembak jatuh sebuah drone yang sarat dengan bom cluster di atas Jebel al-Sheikh dekat Dataran Tinggi Golan, di utara kota Al Qunaitra.

Menurut Kantor Berita Arab Suriah badan intelijen Suriah juga menemukan tumpukan senjata, amunisi, obat-obatan, makanan, dan peralatan yang diproduksi di Israel, di desa Barika di pinggiran Quneitra. Insiden itu terjadi dua hari setelah intersepsi drone lain di pinggiran kota Damaskus di Aqraba.

https://twitter.com/WithinSyriaBlog/status/1175335228489043968?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1175335228489043968&ref_url=https%3A%2F%2Fsputniknews.com%2Fmiddleeast%2F201909211076858507-syrian-army-intercepts-drone-loaded-with-cluster-bombs—reports%2F

Israel mengambil kendali atas Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967 dan mencaplok wilayah itu pada 1981, meskipun langkah itu tidak diakui oleh PBB. Pada 2018, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang mendesak Israel untuk segera menarik pasukannya dari wilayah pendudukan.

Bom cluster menyebarkan ratusan atau ribuan bom kecil ke wilayah luas dan dikenal kerap gagal meledak membuat bahan peledak mirip ranjau yang bisa meledak beberapa dekade kemudian.

Menurut Legacy of War, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington diperkirakan 2- 20 persen bom yang dilepaskan dalam bom cluster modern gagal meledak pada penggunaan pertama.

Konvensi Amunisi Cluster yang didukung PBB melarang senjata mulai berlaku pada tahun 2010. Lebih dari 100 negara telah menandatangani kesepakatan tersebut. Amerika Serikat, Israel, China, Rusia, Brasil, Pakistan dan India menentang perjanjian tersebut. Negara-negara ini diyakini memproduksi atau menyimpan bom cluster dalam jumlah yang signifikan.