Lebih dari 4.600 Boeing 737 MAX Belum Bisa Dikirim ke Pemesan

Lebih dari 4.600 Boeing 737 MAX Belum Bisa Dikirim ke Pemesan

Berbagai maskapai penerbangan di dunia masih menunggu izin untuk bisa menerbangkan kembali Boeing 737 MAX yang digrounded sejak Maret 2019 setelah serangkaian kecelakaan pada bulan-bulan sebelumnya. Masalah lain yang dihadapi Boeing selain harus segera memperbaiki masalah yang ada adalah adanya 4.000 lebih pesanan 737 MAX yang belum dikirim.

CNN sebagaimana dikutip Simple Flying 20 September 2019 melaporkan bahwa 4.600 737 MAX belum dikirim ke maskapai. Karena perusahaan terus memperbaiki masalah yang menyebabkan pelarangan terbang, pesanan ini kemungkinan akan tetap menumpuk.  Perusahaan Amerika ini baru memperkenalkan pesawat itu dua tahun lalu pada Mei 2017 dengan mengenalkan keluarga 737 MAX 7, MAX 8, MAX 200, MAX 9 dan MAX 10.

Namun dua kecelakaan tragis yang melibatkan  MAX 8  menyebabkan larangan terbang pada pesawat ini. Kecelakaan tersebut pertama dialami Lion Air penerbangan 610 pada 29 Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 pada 10 Maret 2019. Dua kecelakaan ini mengakibatkan 346 orang meninggal dunia.

Menurut laporan itu, ada lebih dari 2500 pesanan global untuk 737 MAX pada Februari 2019 atau satu bulan sebelum 737 terakhir jatuh yang diikuti dengan pelarangan terbang. Sebagian besar pesanan ini tetap tidak terpenuhi bersama dengan banyak pesanan sebelumnya.

Tumpukan besar

Southwest Airlines memiliki pesanan terbanyak dengan 280 unit  dan baru menerima 31 unit. Flydubai menjadi pemesan terbanyak kedua. Maskapai yang berbasis di UEA itu menunggu di 237 pesawat dari 251 yang mereka pesan.

Lion Air memesan 201 Max 737 dan baru menerima 7% dari pesanannya. VietJet Air adalah maskapai lain yang melakukan pemesanan cukup besar dengan 200 unit dan belum satupun menerima pesawat.

Maskapai lain dengan pesanan signifikan termasuk United Airlines, SpiceJet, GOL Linhas Aereas, Ryanair dan Jet Airways. Dua yang terakhir telah menyatakan frustrasi  karena operasi mereka sangat dipengaruhi oleh situasi ini.

Minggu ini, Ryanair membekukan pembayaran ke Boeing sambil menunggu persetujuan penggunaan komersial 737 Max. Seiring dengan ini, Jet Airways menghentikan semua operasinya. Maskapai yang berbasis di India berjuang untuk mengatasi utang di tengah grounded hampir seperempat dari armada mereka.

Larangan di seluruh dunia telah menyebabkan efek domino dalam penerbangan global dengan banyak laporan tentang kesulitan keuangan. Banyak maskapai harus merevisi rute mereka dan menemukan pesawat alternatif yang cocok untuk layanan mereka.

Sementara Boeing dan Badan Penerbangan Federal masih bekerja keras untuk bisa segera memecahkan masalah dengan rencana batas penilaian akan dilakukan Oktober. Setelah selesai, Boeing baru dapat memprioritaskan pesanan mereka yang saat ini tidak terpenuhi. Yang jelas tahun depan akan menjadi tahun yang penting bagi Boeing dan maskapai di seluruh dunia.