Pada hari Senin, gerakan milisi Houthi Yaman menegaskan kembali bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan pesawat tanpa awak pada hari Sabtu, dan menuduh mereka yang mencoba menyalahkan serangan terhadap aktor luar yang bertindak seperti “pengecut.”
Agen-agen intelijen Amerika dilaporkan telah menyerahkan laporan rahasia kepada rekan-rekan mereka di Arab Saudi yang menunjukkan kemungkinan Iran terlibat secara langsung atas serangan terhadap dua fasilitas minyak utama Saudi Aramco.
Wall Street Journal mengutip sumber tanpa nama yang dikatakan mengetahui situasi tersebut melaporkan laporan yang belum dibagikan secara publik itu mengungkap serangan itu dilakukan dari Iran, dan melibatkan sekitar 20 pesawat tanpa awak dan setidaknya selusin rudal.
Seorang pejabat Saudi berbicara kepada Wall Street Jorunal mengatakan laporan itu tidak konklusif dan menambahkan bahwa pihak Amerika tidak memberikan bukti yang cukup bahwa Teheran ‘pasti’ di balik serangan itu.
Pada hari Senin, seorang juru bicara koalisi Arab mengumumkan bahwa mereka masih mencari cara untuk mencari tahu “dari mana” proyektil yang digunakan dalam serangan itu ditembakkan tetapi menegaskan pesawat tanpa awak yang digunakan tidak diluncurkan dari Yaman, sebagaimana diklaim oleh Houthi.
Menurut koalisi, penyelidikan pendahuluan telah memberi mereka ” indikasi” untuk percaya bahwa senjata yang digunakan dalam serangan berasal dari Iran.
Iran telah berulang kali membantah keterlibatan dalam serangan fasilitas minyak, menuduh Amerika beralih dari kebijakan “tekanan maksimum” ke “penipuan maksimum,” sambil menambahkan bahwa orang-orang Yaman memiliki hak untuk secara mandiri membela diri terhadap Saudi yang memimpin koalisi militer.
Milisi Yaman Houthi, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan itu segera setelah mereka terjadi, menuduh pihak-pihak yang berusaha menyalahkan negara-negara lain atas serangan itu merupakan tindakan “pengecut.”
Sebelumnya, para pejabat Amerika kepada Reuters bahwa Washington akan berusaha untuk meningkatkan pembagian intelijen dengan Arab Saudi setelah serangan, tetapi tidak merinci bentuk kerja sama apa yang akan diambil.
Amerika sebelumnya secara selektif berbagi data intelijen dengan Riyadh mengenai dugaan ancaman yang ditimbulkan oleh milisi Houthi Yaman.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan mengundang para pakar PBB dan internasional untuk melihat situasi di lapangan dan guna berpartisipasi dalam penyelidikan itu.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB belum sepenuhnya jelas siapa yang berada di belakang serangan fasilitas minyak, tetapi mencatat bahwa fakta Houthi telah mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan dan hal itu merupakan hal buruk.