Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia siap membantu Arab Saudi pascaserangan industri minyak miliknya jika memang diperlukan.
Hal itu disampaikan Putin seusai menggelar pembicaraan dengan pemimpin Turki dan Iran di Ankara. Dia menawarkan pembelian senjata buatan Rusia.
“Kami siap memberikan bantuan kepada Arab Saudi dan itu cukup bagi kepemimpinan politik Arab Saudi untuk membuat keputusan bijak pemerintah – seperti yang dilakukan para pemimpin Iran pada saat itu dengan membeli sistem rudal S-300 dan seperti Presiden (Turki) (Tayyip) Erdogan yang memboyong sistem pertahanan udara S-400,” kata Putin.
Dia menambahkan senjata-senjata buatan Rusia ini akan melindungi setiap fasilitas infrastruktur Arab Saudi.
Masih terkait serangan ke fasilitas minyak Aramco Saudi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan Iran sepertinya menjadi biang keladi atas serangan Sabtu di fasilitas minyak Arab Saudi, namun ia tidak terburu-buru untuk menanggapinya dan masih berupaya mencari dalang serangan tersebut.
Sejumlah pejabat kabinet Amerika, termasuk Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Energi Rick Perry, menuding Iran melancarkan serangan tersebut, yang menyebabkan produksi minyak mentah dunia merosot hingga lima persen.
Iran membantah tuduhan tersebut, dengan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan serangan itu dilakukan oleh “orang-orang Yaman” sebagai aksi balasan atas serangan koalisi pimpinan Saudi dalam empat tahun perang Yaman.
Trump mengatakan Amerika Serikat memiliki banyak opsi untuk menanggapi serangan tersebut, namun menolak untuk membocorkan langkah apa yang sedang dipertimbangkan olehnya. Ia menambahkan bahwa, selagi Amerika Serikat dapat membantu, ia tidak menjanjikan perlindungan untuk Riyadh.
Serangan terhadap Arab Saudi merusak pabrik pemrosesan minyak mentah terbesar di dunia sekaligus memicu lonjakan harga minyak dalam hampir 30 tahun.