Ledakan Terjadi di Laboratorium Rusia yang Menyimpan Patogen Berbahaya

Ledakan Terjadi di Laboratorium Rusia yang Menyimpan Patogen Berbahaya

Sebuah laboratorium penelitian di Siberia yang menyimpan patogen berbahaya termasuk cacar, antraks, dan Ebola mengalami ledakan Senin 16 September 2019.

Sebuah tabung gas meledak di ruang inspeksi sanitasi di lantai lima gedung Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi Negara di kota Koltsovo. Laboratorium yang juga dikenal sebagai Vector,  mengkonfirmasi ledakan dalam sebuah pernyataan.

Kantor Berita TASS sebagaimana dikutip Business Insider, melaporkan ledakan itu menyebabkan kebakaran di area sekitar 30 meter persegi. Sejumlah kaca bangunan pecah karena getaran ledakan.

Ledakan juga cukup parah hingga pihak berwenang setempat mengirim 13 mobil pemadam untuk merespons keadaan darurat. Beruntung apa bisa segera dipadamkan. Vector mengatakan ruangan telah diperbaiki dan tidak digunakan saat terjadi ledakan Seorang pekerja konstruksi dibawa ke rumah sakit terdekat dengan luka bakar tingkat ketiga.

Pejabat telah membuka investigasi kriminal ke otoritas lab atas ledakan itu namun Vector mengatakan tidak ada bahan biohazardous di ruangan ketika ledakan gas terjadi. Patogen lain – seperti cacar dan Ebola – disimpan di tempat lain di dalam gedung.

“Ledakan itu tidak menimbulkan ancaman biologis atau lainnya terhadap populasi di sekitarnya,” kata Walikota Koltsovo Nikolai Krasnikov sebagaimana dikutip TASS.

Vector adalah satu dari dua tempat di dunia yang berwenang menyimpan spesimen virus cacar – yang lainnya adalah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) di Atlanta.

Vector, didirikan pada 1974, adalah salah satu laboratorium virus dan bioresearch terbesar di Rusia. Sebelumnya digunakan untuk penelitian senjata biologi Soviet.  Sekarang fasilitas tersebut digunakan untuk mengembangkan vaksin melawan penyakit menular termasuk flu babi, HIV, dan Ebola.

Seorang ilmuwan Rusia di laboratorium ini meninggal setelah secara tidak sengaja menempelkan dirinya dengan jarum yang mengandung virus Ebola pada tahun 2004.