Kapal Selam Rusia akan Menjadi Yang Pertama Menembakkan Rudal Hipersonik
Kapal selam Kazan

Kapal Selam Rusia akan Menjadi Yang Pertama Menembakkan Rudal Hipersonik

Angkatan Laut Rusia diperkirakan akan menjadi negara pertama yang meluncurkan rudal jelajah hipersonik dari kapal selamnya. Hal ini berpotensi memberikan beberapa keuntungan strategis dalam perang laut.

Kecepatan yang lebih besar akan memungkinkan Rusia untuk menyerang sasaran yang kritis terhadap waktu dan akan meningkatkan tingkat kekebalan rudal dari pertahanan udara modern.

Ahli kapal selam dan pertempuran bawah laut H.I. Sutton dalam tulisannya di Forbes Ahad 15 September 2019 mengatakan Rusia rencananya akan melakukan peluncuran uji pertama dari kapal selam tahun depan.

Pengujian ini akan melibatkan penembakan rudal Zirkon dari kapal selam rudal jelajah bertenaga nuklir terbaru K-561 Kazan yang sudah dipersenjatai dengan rudal subsonik dan supersonik.

“Waktunya mungkin dekat mengingat sindiran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjual rudal hipersonik kepada Presiden Trump selama KTT G20 di Osaka, Jepang pada akhir Juni. Amerika telah meneliti teknologi serupa tetapi tidak memiliki senjata yang setara dalam inventarisasinya,” tulis Sutton.

Zircon dilaporkan dapat terbang dengan kecepatan 8 Mach atau 8 kali kecepatan suara bahkan sejumlah perkiraan akan lebih tinggi. Sebagai perbandingan, rudal jelajah Tomahawk yang dibawa oleh kapal selam Angkatan Laut Amerika dan Inggris terbang sekitar 0.75 Mach.

Senjata baru ini merupakan pengembangan alami dari pengalaman Rusia dengan kapal selam rudal jelajah. Selama sebagian besar Perang Dingin, rudal yang dibawa oleh kapal selam Rusia difokuskan untuk menenggelamkan kapal di laut, khususnya kapal induk Angkatan Laut Amerika yang tangguh.

“Sampai konflik di Suriah, Rusia baru mulai menggunakan kapal selam meluncurkan rudal jelajah dengan cara yang mirip dengan rudal Tomahawk Angkatan Laut Amerika yakni sebagai senjata serangan bedah jarak jauh,” tambahnya.

Sebagian besar rudal jelajah kapal selam yang diluncurkan ke Suriah adalah senjata tipe subsonik dan diluncurkan dari kapal selam diesel-listrik kelas Kilo yang lebih kecil. Rudal itu kemungkinan dimuat di kapal selam di pangkalan Rusia di Suriah.

Mereka kemudian pergi ke Mediterania, menyelam, berbalik dan menembakkan rudal ke Suriah.  “Ini hampir merupakan upaya pamer, tetapi mungkin berdampak pada pasar ekspor untuk senjata semacam itu.”

Awal bulan ini, satu lagi kapal selam kelas Kilo meluncurkan varian lain dari rudal jelajah Kalibr. “Ternyata  itu bukan kapal Rusia. Sebaliknya itu adalah kapal selam yang telah diekspor ke Aljazair. Pelanggan ekspor rudal Kalibr lainnya termasuk China , Vietnam, dan India,” katanya.

Zircon akan menjadi kemajuan signifikan dibanding Kalibr. Rusia merencanakan 8 armada saudara-kapal Kazan untuk mengangkutnya dan ini akan bergabung dengan kapal selam serangan masa depan yang juga akan dirancang untuk membawa rudal baru.

“Analisis saya terhadap program pembangunan kapal selam Rusia menunjukkan bahwa pada tahun 2030 Rusia dapat menurunkan delapan kapal selam dengan rudal Zircon, dan 17 pada tahun 2040.”

Zircon bukan satu-satunya senjata serangand rat yang dikembangkan oleh Rusia. Negara ini juga mengembangkan rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik dengan jangkauan yang hampir tak terbatas, dan mega torpedo bertenaga nuklir Poseidon.