Awal pekan ini, Amerika dan sejumlah sekutu menyerukan perjanjian pertahanan tahun 1947 untuk mendefinisikan latihan militer skala besar Venezuela yang sedang berlangsung di dekat perbatasan Kolombia sebagai langkah “bellicose”. Baik Venezuela dan Kolombia telah saling menuduh berusaha untuk memicu konflik militer.
Menanggapi hal itu Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza mengatakan negaranya siap untuk mempertahankan diri jika diserang.
“Kami siap untuk melindungi diri kami sendiri, kami siap untuk bereaksi,” kata Arreaza pada konferensi pers setelah pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet di Jenewa. “Kami tidak akan membiarkan siapa pun menginjak-injak tanah Venezuela yang sakral, kami akan merespons dan berharap itu tidak pernah terjadi.”
Komentar Arreaza itu muncul sebagai tanggapan atas permohonan Inter-American Treaty of Reciprocal Assistance atau dikenal sebagai TIAR atau ‘Perjanjian Rio’ awal pekan ini, oleh Amerika dan sepuluh negara lainnya.
Menurut traktat itu yang ditantandangani tahun 1947 tersebut, di mana Venezuela merupakan salah satu pihak, setiap negara harus memperlakukan serangan terhadap anggota mana pun sebagai serangan terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain jika perjanjian ini digunakan, Venezuela akan dikeroyok oleh Amerika dan peserta perjanjian tersebut.
“Langkah-langkah cepat baru-baru ini oleh Venezuela untuk menggelar militer di sepanjang perbatasan dengan Kolombia serta kehadiran kelompok-kelompok bersenjata ilegal dan organisasi-organisasi teroris di wilayah Venezuela menunjukkan bahwa [Presiden Venezuela] Nicolas Maduro tidak hanya menimbulkan ancaman bagi rakyat Venezuela, tindakannya mengancam perdamaian dan keamanan tetangga Venezuela, ” kata Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan yang di-retweet oleh Presiden AS Donald Trump Kamis 12 September 2019.
Buenos Aires Times melaporkan, pada hari Selasa, pasukan bersenjata Venezuela mengatakan mereka telah mulai mengerahkan 150.000 tentara untuk latihan militer di perbatasan Kolombia, setelah menuduh Kolombia berusaha memicu konflik militer.
Pada hari Jumat, Arreaza mengatakan bahwa latihan militer adalah “kewajiban konstitusional Venezuela untuk melindungi wilayahnya,” dan menambahkan bahwa itu bukan provokasi untuk konflik militer.
Sementara itu, Kolombia menuduh Venezuela melindungi para pembangkang Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dan menggunakan “penolakan oleh para pemimpin FARC yang membangkang dari perjanjian damai untuk memancing konflik militer,” dikutip oleh Times.
Pada bulan Agustus, Maduro mengumumkan kesiapan Venezuela untuk membantu Kolombia membangun dialog antara pemerintah dan anggota kelompok FARC, ketika segelintir mantan anggota kelompok itu membuat langkah untuk menghidupkan kembali perjuangan melawan pemerintah di Bogota.
TIAR ditandatangani oleh 23 negara pada 2 September 1947, di Rio de Janeiro. Sejak saat itu, lima negara, termasuk Kuba dan Meksiko, telah mengecam perjanjian itu.
Pada bulan Januari, politisi oposisi Venezuela Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela dan meluncurkan kampanye untuk mengusir Maduro dari jabatannya. Guaido menikmati dukungan Amerika dan banyak sekutunya, sementara Rusia, China, Turki, dan beberapa negara lain memandang Maduro sebagai presiden yang sah. Terlepas dari upaya terbaik Guaido, semua upaya untuk melakukan kudeta telah gagal dan Angkatan Bersenjata telah menolak untuk membelot kepadanya.