Perdana Menteri Mahathir Mohamad menulis surat kepada pemimpin Indonesia untuk menyampaikan keprihatinannya tentang asap yang menyelimuti sejumlah wilayah Malayasia. Negara tersebut menegaskan asap berasal dari kebakaran hutan di wilayah Indonesia.
Kebakaran telah membakar bagian-bagian pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia selama lebih dari sebulan, dan pemerintah Indonesia telah mengirim ribuan personel keamanan untuk mencoba memadamkan api.
Kebakaran yang selalu terjadi hampir setiap tahun tersebut membuat negara-negara tetangga Indonesia kerap mengeluh karena asap tebal menyelimuti wilayah mereka yang meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan dan dampaknya terhadap pariwisata.
Tetapi pejabat Indonesia menyebabkan membuat Malaysia jengkel karena membantah laporan bahwa asap itu berasal dari negara mereka.
“Saya telah membahas hal ini dengan perdana menteri dan dia telah setuju untuk menulis surat kepada Presiden Jokowi untuk menarik perhatiannya terhadap masalah kabut asap lintas batas,” kata Menteri Lingkungan Malaysia, Yeo Bee Yin sebagaimana dilaporkan Reuters Kamis 12 September 2019, Kantor Mahathir sedang mempersiapkan surat itu dan akan segera dikirim, kata Yeo.
Menteri Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar pada hari Rabu mengatakan masalahnya harus dilihat lebih objektif dan asap bisa jadi berasal dari kebakaran di Malaysia sendiri.
https://www.facebook.com/MenteriLHK/posts/2495705153984333
Sebagai tanggapan, Yeo mengatakan data Malaysia diambil dari stasiun cuaca ASEAN Specialised Meteorological Centre yang berbasis di Singapura melacak “titik api” kebakaran hutan di seluruh wilayah.
Hanya lima hotspot yang terdeteksi di Malaysia pada Kamis, dibandingkan dengan lebih dari 1.500 di Indonesia. “Data jelas menunjukkan bahwa kabut berasal dari Indonesia,” katanya.
https://www.facebook.com/yeobeeyin/posts/1430976913722896
Malaysia menutup ratusan sekolah dan mengirim setengah juta masker ke negara bagian Sarawak di pulau Kalimantan minggu ini, setelah asap naik ke tingkat yang membahayakan kesehatan. Pemerintah juga telah menyiapkan pesawat untuk membuat hujan buatan.

Beberapa bagian Asia Tenggara telah mengalami kondisi kering parah dalam beberapa bulan terakhir termasuk Indonesia, yang telah melihat sangat sedikit hujan karena pola cuaca El Nino